Direktur Jenderal ILO, Guy Ryder mengatakan, dua tahun dalam krisis ini, prospeknya tetap rapuh, dan jalan menuju pemulihan akan lambat dan tidak pasti. “Kita sudah melihat potensi kerusakan pasar tenaga kerja yang berkepanjangan, bersama dengan peningkatan kemiskinan dan ketimpangan. Banyak pekerja diharuskan beralih ke jenis pekerjaan baru, misalnya sebagai tanggapan terhadap terjerembabnya secara berlarut-larut bisnis perjalanan dan pariwisata internasional,” ucap Guy Ryder.
Dia bilang, tidak akan ada pemulihan nyata dari pandemi ini tanpa adanya pemulihan pasar tenaga kerja berbasis luas. Dan agar berkelanjutan, pemulihan ini harus didasarkan pada prinsip-prinsip pekerjaan yang layak, termasuk kesehatan dan keselamatan, kesetaraan, perlindungan sosial dan dialog sosial.
Tren WESO mencakup proyeksi pasar tenaga kerja yang komprehensif untuk tahun 2022 dan 2023. Ini memberikan penilaian tentang bagaimana pemulihan pasar tenaga kerja telah berlangsung di seluruh dunia, yang mencerminkan pendekatan nasional yang berbeda untuk bisa pulih dari pandemi dan analisis pengaruhnya pada berbagai kelompok pekerja dan sektor ekonomi.
Laporan ILO menunjukkan, bahwa seperti dalam krisis sebelumnya, pekerjaan temporer menciptakan penyangga terhadap goncangan pandemi bagi sebagian orang. Sementara banyak pekerjaan temporer diberhentikan atau tidak diperpanjang, pekerjaan alternatif diciptakan, termasuk bagi pekerja yang kehilangan pekerjaan tetap. Rerata, situasi pekerjaan temporer tidak berubah.
Tren WESO juga menawarkan ringkasan rekomendasi kebijakan utama yang ditujukan untuk menciptakan pemulihan dari krisis yang sepenuhnya inklusif dan berpusat pada manusia di tingkat nasional dan internasional. Ini didasarkan pada “Seruan Aksi Global untuk Pemulihan Krisis Covid-19 yang Inklusif, Berkelanjutan dan Tangguh” yang diadopsi oleh 187 Negara Anggota ILO pada Juni 2021. **
Direktur Jenderal ILO Guy Ryder mengatakan kepada wartawan bahwa ada banyak faktor di balik revisi perkiraan sebelumnya, terutama “pandemi yang berkelanjutan dan variannya, terutama Omicron.”
Menurut Laporan Tren Ketenagakerjaan dan Sosial (World Employment and Social Outlook/WESO) ILO 2022, kendati proyeksi terbaru ini, lebih baik dari situasi pada 2021, namun proyeksi ini tetap saja hampir dua persen di bawah jumlah jam kerja global sebelum pandemi. -(Jenewa) –
Discussion about this post