MESKI pandemi Covid-19 sudah mulai mereda, namun kewaspadaan masyarakat masih tetap terjaga. Ini terbukti dengan masih minimnya kunjungan wisata, terutama wisatawan mancanegara (wisman). Dalam rilisnya pada awal Januari 2022, BPS Kalbar hanya mencatat lima kunjungan wisman saja ke Kalimantan Barat.
“Wisman tersebut didominasi kebangsaan Indonesia atau penduduk luar negeri (Penlu/Pendul) sebanyak 60 persen yang datang melalui pintu masuk aruk dan sisanya 40 persen adalah Wisman berkebangsaan Malaysia yang masuk melalui Entikong,” jelas Wahyu Yulianto, Kepala BPS Kalbar.
Dia menjelaskan, Penlu/Pendul adalah penduduk Indonesia yang tinggal di luar negeri minimal 1 tahun. Sementara pada bulan Oktober 2021 hanya ada 1 kunjungan wisman, yang datang melalui pintu masuk Aruk. Sedangkan pada pintu masuk Nanga Badau, Jagoi Babang maupun jalur udara Supadio tidak ada kunjungan wisman.
Kata Wahyu, secara umum, pola kedatangan wisatawan mancanegara ke Kalimantan Barat pada tahun 2019 hingga 2021 mengalami perubahan secara signifikan. Pada tahun 2019, tingkat kedatangan wisatawan mancanegara tercatat tinggi pada Maret, Juni, Agustus, Desember, dan berada di titik terendah pada bulan Oktober dengan 5.055 kunjungan.
“Pada Januari 2020, kunjungan wisman sempat lebih tinggi, dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Namun, sejak terjadinya pandemi Covid-19, kunjungan wisman ke Kalimantan Barat merosot tajam,” ucap Wahyu.
Tercatat, sejak Maret 2020 kunjungan wisman mengalami penurunan, bahkan mencapai titik terendah pada bulan Desember 2020. Pada Juni, Agustus, dan September tahun 2021 tidak ada wisman yang berkunjung ke Kalimantan Barat.
Sementara Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel bintang pada November 2021 tercatat sebesar 50,88 persen atau turun 0,62 poin, dibandingkan TPK Oktober 2021 yang tercatat sebesar 51,50 persen. Jika dibanding dengan TPK November 2020 yang tercatat 42,03 persen, TPK November 2021 mengalami kenaikan sebesar 8,85 poin.
TPK tertinggi pada November 2021, tercatat pada hotel bintang empat yang mencapai 69,73 persen, dan TPK terendah tercatat pada hotel bintang satu yaitu sebesar 33,56 persen.
Menurut Wahyu, perkembangan TPK hotel bintang pada tahun 2019 dan 2020 mengalami kecenderungan yang berbeda. Pada tahun 2019, TPK terendah terjadi pada Mei dan mencapai angka tertinggi pada November.
“Terjadinya pandemi Covid-19 pada tahun 2020, memberikan pukulan bagi industri pariwisata di Kalimantan Barat. Hal ini terlihat dari angka TPK yang terpuruk sejak Maret 2020,” kata Wahyu.
BPS juga mendata jumlah penumpang angkutan udara dalam negeri yang datang pada November 2021 yakni sebanyak 73.568 orang, mengalami kenaikan sebesar 17,08 persen dibanding Oktober 2021.
Discussion about this post