METAVERSE dalam satu tahun terakhir menjadi perbincangan hangat, terutama sejak Facebook mengubah nama perusahannya menjadi Meta.
Pencarian kata Metaverse pun terpantau meningkat 1.500 persen dengan tingginya minat masyarakat untuk mengetahui apa Metaverse itu sebenarnya dan hal apa yang akan berubah karena Metaverse.
Metaverse pada konsepnya adalah sebuah solusi untuk menjadi jembatan antara ruang, waktu, dan ide.
Jika sebelum pandemi komunikasi tatap langsung menjadi hal yang utama, sejak pandemi Covid-19 melanda kini masyarakat global terbiasa melakukan aktivitas dari tempat yang berbeda-beda atau kini dikenal dengan istilah remote work.
Maka kini makin kuatlah kemungkinan Metaverse untuk dapat diwujudkan menjadi ruang baru, mengakomodir realitas dan pemanfaataan virtual.
Mengutip siaran pers Sekuya Multiverse, ketika Metaverse sudah secara umum digunakan, maka masyarakat mungkin saja menemukan hal- hal baru yang belum pernah ada sebelumnya.
Seperti bangunan yang unik, kendaraan masa depan, fesyen yang futuristik, bahkan tak menutup kemungkinan masyarakat bisa punya rumah digital di Metaverse.
Oleh karena itu, tak perlu heran di 2022, ada banyak perusahaan global memulai transformasi digital dengan membangun jaringan ke metaverse seperti Nike dan Samsung yang membuka toko virtual Decentraland, lalu Adidas menggaet Yuga Labs yang ada di balik karakter NFT terkemuka Bored Ape membeli tanah virtual.
Institusi besar lain seperti Disney, Square Enix, Walmart, memilih untuk mengembangkan mata uang digital dan Metaversenya sendiri.
Tidak hanya para pengusaha, Pemerintah- pemerintah dunia juga ikut berpartisipasi membangun Metaverse seperti contohnya Korea Selatan dan Indonesia.
Perkembangan Metaverse di Tanah Air, dapat terbilang progresif karena saat ini Indonesia tengah membangun Metaverse bersama dengan WIR Group, menghadirkan kota- kota virtual untuk berpelancong.
Prototipe ini realitas virtual itu pun, nantinya akan dihadirkan dalam puncak pelaksanaan G20 yang berlangsung di Indonesia pada akhir 2022.
Melihat pernyataan Bill Gates yang memproyeksi bahwa 2024, Metaverse akan mengubah kebiasaan orang, bahkan tidak hanya di dunia kerja saja.
Berikut beberapa tujuan yang berubah dan mungkin terjadi di masa depan dengan kehadiran Metaverse.
Budaya Kerja
Secara tidak sadar kita telah memasuki tahun ke 2 dari pandemi, dan kita sudah terbiasa dengan bekerja secara remote, atau melakukan pertemuan secara daring.
Salah satu survei menunjukkan, lebih dari 51 persen karyawan di Amerika memilih untuk bekerja secara daring, sehingga mereka dapat memiliki keleluasaan dan tetap produktif.
Dengan kehadiran metaverse, nantinya masyarakat dunia akan lebih terbiasa dengan budaya bekerja secara daring, bertemu dengan rekan kerja, atasan, klien, di dunia digital dari mana saja.
Masih banyak perubahan budaya kerja yang mungkin akan terlihat, seiiring berkembangnya Metaverse.
Lapangan Kerja dan Peluang Usaha Baru
Tentunya akan terbuka banyak lapangan pekerjaan baru di Metaverse, dari yang sudah ada dan diadaptasikan, atau bahkan pekerjaan baru yang belum pernah ada untuk memenuhi kebutuhan di Metaverse.
Discussion about this post