PERMAINAN alat musik sape, termasuk unik dan langka. Asli berasal dari Kalimantan, terbuat dari kayu cempedak atau nangka dengan senar gitar. Namun dentingan suaranya luar biasa memukau, apakan lagi petikan dalam nuansa keasliannya, alami, serasa berada dalam perkampungan Dayak, tempat asal sape.
Kini musik sape sudah melanglang jauh ke negeri orang, bahkan sudah masuk sekolah maupun perguruan tinggi. Dentingannya pun tak lagi tradis, tapi sudah modern. Mau musik apa saja oke.
Musisi atau pemain alat musik sape dari Pontianak yang paling sohor adalah Ferinandus atau biasa disapa Fery Sape. Aslinya dari Teluk Telaga Mendalam, Kapuas Hulu. Kiprahnya sudah sampai ke mana-mana. Di dalam negeri pun ia kerap gabung dengan artis-artis papan atas, di luar negeri banyak negara sudah dimasukinya, dari Jepang, Guangzou, Cina, Teheran, Dubai, Ukraina, Thailand, hingga Itali khususnya kota mode, Milan.
Setiap kali ia mendentingkan jemarinya di senar sape, semua mata tak hendak berkedip, apalagi dalam kostum khas Dayak di tubuh Fery, para bule pun penasaran. Pria 42 tahun yang berumah di Sungai Raya Dalam ini, semakin menekuni sapenya. Selain memamerkan kepiawaiannya memetik sape, Fery juga ternyata mahir membuat sape. “Ini saya buat sendiri dengan ukiran khas Dayak,” katanya sembari memperlihatkan sape dalam pelukannya.
Sape-sape yang dibuatnya dengan bahan kayu cempedak atau nangka itu, dijualnya dengan harga jutaan rupiah. Selain itu, ia juga mulai mengajar privat dari rumah ke rumah. “Ini untuk lebih mengenalkan generasi muda kepada musik etnik, dan mereka banyak yang tertarik,” cerita Fery.
Fery sendiri mengakui sudah kepincut dengan sape sejak kecil, apalagi ayahnya juga seorang seniman tradisional yang bisa menari, melukis, mengukir, membuat Mandau dan asesoris Dayak lainnya, termasuk sape. Ayahnya juga lihai memainkan sape, meski kata Fery kemampuannya masih terbatas.
Discussion about this post