PERTUMBUHAN ekonomi, produksi, dan investasi di Kalimantan Barat pada tahun 2024 menunjukkan grafik semakin baik. APBN regional Kalimantan Barat hingga 31 Desember 2024 mampu terjaga dengan baik, di tengah ketidakpastian global yang sedang terjadi.
“APBN di Kalimantan Barat tahun 2024 sudah berakhir dengan baik, dan kondisinya juga walaupun ada beberapa gejolak dalam pelaksanaannya, namun tetap dapat diatasi dengan baik,” kata Tetik Fajar Ruwandari, Perwakilan Kementerian Keuangan Kalimantan Barat (Kalbar) dalam Konferensi Pers APBN KiTa Regional Kalimantan Barat edisi Januari tahun 2025 di kantor DJKN Pontianak, Kamis, 23 Januari 2025.
Menurut Tetik, semakin baiknya pertumbuhan ekonomi Kalbar terlihat dari  capaian inflasi di Kalimantan Barat secara year on year pada Semester I 2024 tertinggi berada di bulan Mei dengan capaian sebesar 2,84 persen, sedangkan inflasi terendah terdapat pada Semester II 2024 sebesar 1,47 persen pada bulan Agustus.
“Penerimaan negara dan hibah sempat mengalami kontraksi sebesar 5,39 persen pada Semester I namun pada Semester II penerimaan negara dan hibah kembali tumbuh positif sebesar 4,21 persen,” tuturnya.
Selanjutnya, capaian Nilai Tukar Petani (NTP) pada Januari 2024 bergerak di angka 142,46 poin dan mengalami peningkatan yang signifikan pada Desember 2024, dengan capaian sebesar 172,79 poin.
Sedangkan Nilai Tukar Nelayan (NTN) sempat mengalami capaian yang rendah pada bulan Juni 2024, dengan capaian sebesar 99,56 poin, namun kembali meningkat pada bulan Oktober 2024 dengan capaian sebesar 101,26 poin.
Secara ringkas, output pada target pembangunan tahun 2024 di Kalimantan Barat, tercermin pada capaian-capaian yang telah diperoleh, di antaranya :
- Tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 4,86 persen.
- Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) dengan capaian sebesar 71,19.
- Tingkat kemiskinan yaitu sebesar 6,25 persen.
- Tingkat inflasi tercapai sebesar 1,71 persen.
- Gini ratio tercapai sebesar 0,314.
Capaian Nilai Tukar Petani (NTP) jauh melebihi target pembangunan 2024, yakni 172,79. Capaian Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar 100,82 poin, dan pertumbuhan ekonomi yang tercapai sebesar 4,87 persen.
Realisasi pendapatan APBN Regional Kalimantan Barat mencapai Rp13.193,29 miliar atau 104,89 persen dari target yang telah ditetapkan. Sementara itu realisasi Belanja APBN Regional Kalimantan Barat sebesar Rp32.565,43 miliar (97,24 persen dari pagu) dengan Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp11.936,61 miliar atau (95,38 persen dari pagu) dan Transfer ke Daerah sebesar Rp 20.628,82 miliar (98,35 persen dari pagu).
Pada sisi pendapatan, penerimaan pajak telah terealisasi sebesar 101,01 persen dan tumbuh positif sebesar 5,32 persen secara secara year on year (yoy). Penerimaan pajak masih didominasi oleh PPN dan PPh dengan restitusi pajak terdiri dari PPh sebesar Rp 6,21 miliar, PPN sebesar Rp 938,9 miliar, dan Pajak Lainnya sebesar Rp 5,27 miliar. Sementara itu penerimaan bea dan cukai terealisasi sebesar Rp 456,90 miliar atau sebesar 103,46 persen dari target yang telah ditetapkan.
Hal ini juga dipengaruhi oleh perkembangan tarif CPO yang menunjukkan tren fluktuatif. Namun, pada semester II tahun 2024, tarif CPO mencatat peningkatan yang signifikan, dengan puncaknya terjadi pada bulan Desember 2024, yang berada pada kolom tarif 9 sebagai capaian tertinggi.
“Peningkatan ini tentunya memiliki pengaruh yang besar terhadap penerimaan Bea Cukai di Kalimantan Barat,” kata Tetik.
Discussion about this post