KEGEMARAN masyarakat menyantap menu seafood, ditunjang kekayaan hasil laut Kalbar yang begitu besar, mengilhami pelaku bisnis untuk membuka restoran atau rumah makan beraroma laut. Salah satunya adalah Eddy Hartono, pemilik Pondok Ale-ale yang dalam kurun beberapa tahun saja, sukses mengembangkan usahanya. Kini malah sudah melahirkan lima Pak Usu.
Pondok Ale-Ale berawal dari rumahmakan sederhana, mirip kafe yang muncul di Jalan Daranante Pontianak tahun 2007 lalu. Tidak terlalu besar memang bangunannya, namun yang mencolok adalah namanya, yakni Pondok Ale-Ale.
Ada pertanyaan yang muncul begitu membacanya, sekaligus membayangkan menu masakan ale-ale, sejenis kerang yang banyak dihasilkan dari Kabupaten Ketapang. Pun selama ini, orang menikmati ale-ale setelah difermentasi atau bekasam dan bukan dalam bentuk segar, apakan lagi masih bersama cangkangnya.
Nah, Pondok Ale-Ale menyajikan menu santapannya beda dari yang biasa dikonsumsi masyarakat. Resto ini mengolah ale-ale dalam berbagai resep, dari asam pedas ala Pontianak sampai asam pedas asli Ketapang, yang rasanya tidaklah pedas, namun segar.
Adalah Eddy Hartono yang menangkap peluang icip-icip ini. Lelaki berusia 38 tahun ini, memang asli kelahiran Ketapang, tepatnya di daerah Sidu. Masa kecilnya dihabiskan di daerah tersebut, maka tak heran kalau makanan ale-ale ini sudah sangat lekat dalam keluarganya.
“Ibu saya yang pandai memasak ale-ale ini, rasanya sangat nikmat dan menjadi menu favorit keluarga,” tutur Eddy. Ayah dua anak yang beristrikan guru Taman Kanak-kanak ini memang asli Chinese, namun justru ia tak memilih menu asli nenek moyangnya. Ia malah kepincut pada makanan khas daerah di mana dia dibesarkan. Bahkan sang mama pun sangat mahir mengolah beragam menu seafood ini, ketimbang makanan Tionghoa yang sudah menjamur di bumi khatulistiwa.
Discussion about this post