Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kalimantan Barat bersinergi dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Barat (Kalbar) dalam pengendalian inflasi melalui High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang digelar di kantor KPwBI Kalbar, Kamis 22 Februari 2024 dan Gerakan Pangan Murah (GPM) Jumat 23 Februari di Pontianak Convention Center (PCC).
GPM untuk pengendalian inflasi ini digelar bertepatan dengan momen perayaan Tahun Baru Imlek dan Cap Go Meh serta mempersiapkan bulan suci Ramadhan sekaligus sebagai rangkaian agenda Strategic Flagship Program (SFP) Semarak UMKM, Pariwisata, dan Keuangan (Saprahan Khatulistiwa) 2024.
“Optimisme pengendalian inflasi, digambarkan melalui stabilitas perekonomian Kalimantan Barat, yang tercermin melalui perkembangan inflasi daerah, dengan kondusifitas inflasi per Januari 2024 terjaga pada sasaran inflasi 2,5 plus minus 1 persen (yoy), lebih rinci pada 2,75 persen (yoy) atau 0,37 persen (mtm),” tutur Nur Asyura Anggini Sari, Kepala KPwBI Kalbar.
Menurutnya, secara historis, periode perayaan HBKN terbukti meningkatkan inflasi, yang disumbangkan oleh angkutan udara, telur dan daging ayam ras, ikan kembung, cabai rawit, sawi hijau, minyak goreng, beras, dan gula pasir. Inflasi komoditas tersebut diakibatkan oleh keterbatasan pasokan, akibat periode tanam yang baru dimulai (mundur).
Diungkapkannya, beberapa kebijakan pengendali inflasi daerah yang akan diimplementasikan dalam jangka pendek dan jangka menengah panjang antara lain: Pertama penguatan sinergi sejak awal tahun untuk mengawal pengendalian inflasi yang didorong melalui mitigasi risiko penimbunan barang, menjaga inflasi dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen (yoy) pada 2024, dan berkolaborasi dengan pelaku usaha, untuk menentukan peta logistik bahan pangan.
Discussion about this post