PEMERINTAH Indonesia tunjuk dua laboratorium untuk uji sampel penyakit cacar monyet, setelah WHO menetapkan penyakit ini sebagai darurat kesehatan internasional. “Pemerintah telah menyiapkan komponen deteksi awal penyakit cacar monyet di Indonesia,” kata Wiku Adisasmito, Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan PMK (Penyakit Mulut dan Kuku).
Dalam keterangan pers, Selasa, Wiku menyebut komponen-komponen yang diperlukan dalam usaha deteksi awal penyakit cacar monyet, seperti penunjukan dua laboratorium untuk melakukan uji sampel.
Laboratorium yang ditunjuk untuk melakukan uji sampel cacar monyet adalah, laboratorium pusat studi satwa primata atau PSSP LPPM IPB di Bogor, Jawa Barat, dan laboratorium penelitian penyakit infeksi Prof Sri Oemiyati BKPK di Jakarta.
“Selain itu pemerintah juga semakin gencar melakukan sosialisasi mengenai penyakit cacar monyet, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit ini,” ujar Wiku.
Sosialisasi khususnya tentang bagaimana penyakit dapat menular, risiko-risiko yang dapat meningkatkan penularan serta cara terhindar dari penyakit cacar monyet. Masyarakat juga selalu diimbau untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat sebagai upaya perlindungan mandiri.
“Upaya-upaya ini diharapkan mampu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit cacar monyet, mencegah masuk dan menyebarnya penyakit ini ke Indonesia,” kata Wiku.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut sudah ada sembilan suspek pasien cacar monyet di Indonesia. Namun berdasarkan hasil tes, seluruh suspek dinyatakan negatif cacar monyet.
“Sudah ada suspeknya sekitar 9 tersebar di Indonesia. Tapi kita sudah tes di Jakarta, semuanya hasilnya negatif,” ungkap Menkes.
Adapun penularannya disebut-sebut paling banyak dialami oleh pria yang berhubungan seks dengan sesama pria. Karenanya, Menkes Budi melakukan pendekatan dengan organisasi tertentu untuk melakukan pengawasan lebih lanjut.
Discussion about this post