ADA tiga poin penting dari hasil akhir komunike W20 yang direkomendasikan kepada G20. Pertama, menindaklanjuti komitmen yang telah disampaikan sebelumnya pada Deklarasi Pemimpin G20 2021 melalui W20 Roadmap of Rome, yaitu meningkatkan kuantitas dan kualitas pekerjaan perempuan.
Poin ke dua, mendorong terbentuknya Jaringan Data Gender G20 dan Dasbor Hasil Rekomendasi dari W20, yang mencakup transparansi data dan pemantauan kinerja, yang akan menunjukkan tindak lanjut terbaik dan mendorong penyusunan kebijakan yang didasari pada bukti nyata.
Dan poin ke tiga dalam komunike, mengembangkan atau meningkatkan National Strategies on Gender Equity and Equality (NSGEE), sejalan dengan perjanjian hak asasi manusia, berkolaborasi dengan pemerintah untuk meningkatkan peran perempuan di keluarga, masyarakat, dan ekonomi, termasuk di dalamnya mewujudkan kesetaraan di negara-negara G20.
Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi menyebut, ada lima fokus prioritas yang dirumuskan dalam komunike W20 Presidensi Indonesia. Prioritas pertama, berkaitan dengan non-diskriminasi dan kesetaraan. Antara lain berbicara mengenai penghapusan undang-undang, kebijakan, sistem, dan layanan yang diskriminatif yang menghambat perempuan dan anak perempuan di semua pengembangan sektor, termasuk pendidikan, pekerjaan, kewirausahaan, kesehatan, teknologi, energi, serta dalam kehidupan pribadi, publik, dan politik.
Prioritas ke dua, mengenai UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan. Salah satu yang diusulkan adalah, mempromosikan kerangka kerja dan ekosistem kebijakan kewirausahaan perempuan, yang akan mempercepat pertumbuhan UMKM yang dimiliki perempuan.
Menyediakan akses ke keuangan hingga pasar. Memberikan peluang dan insentif bagi UMKM milik dan dipimpin perempuan untuk berpartisipasi dalam lebih banyak sektor seperti inovasi digital, AI, teknologi hijau dan biru, energi hijau, dan STEAM.
Discussion about this post