Pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, mungkin merupakan “harga yang harus dibayar” mengingat kebutuhan urgen dan mendesak untuk memulihkan stabilitas harga, katanya.
IMF diperkirakan akan merilis perkiraan terbarunya untuk 2022 dan 2023 pada akhir Juli, setelah memangkas perkiraannya hampir satu poin persentase penuh pada April. Pada tahun 2021 ekonomi global tumbuh sebesar 6,1 persen. “Prospek sejak pembaruan terakhir kami pada April, telah menjadi suram secara signifikan,” kata  Kristalina Georgieva seperti dikutip Reuters.
Dia memaparkan, penyebaran inflasi yang lebih universal, kenaikan suku bunga yang lebih substansial, perlambatan pertumbuhan ekonomi China, dan meningkatnya sanksi terkait dengan perang Rusia di Rusia. Ukraina.
Data ekonomi baru-baru ini menunjukkan beberapa ekonomi besar, termasuk China dan Rusia, telah mengalami kontraksi pada kuartal ke dua, risikonya bahkan lebih tinggi pada tahun 2023.
“Ini akan menjadi 2022 yang sulit, tetapi mungkin bahkan 2023 yang lebih sulit, karena resesi meningkat pada 2023,” jelas Kristalina Georgieva.
“Kita perlu menciptakan tingkat koordinasi yang sama kuat, antara bank sentral dan kementerian keuangan, sehingga mereka memberikan dukungan dengan cara yang sangat tepat sasaran dan tidak melemahkan apa yang ingin dicapai oleh kebijakan moneter,” imbuhnya. **
Discussion about this post