NTP (Nilai Tukar Petani) Kalimantan Barat semakin membaik. BPS (Badan Pusat Statistik) merilis data NTP daerah ini per April 2022 yang sudah berada di angka 154,87 poin, naik sebesar 1,44 persen dibanding bulan Maret 2022 yang berada di angka 152,67 poin. Kalbar menjadi provinsi dengan NTP tertinggi. Sementara secara nasional NTP berada di angka 108,46 persen, turun 0,76 persen.
Wahyu Yulianto, Kepala BPS Kalbar mengungkap, kenaikan NTP bulan April 2022 sebesar 1,44 persen menjadi 154,87 poin dipicu oleh kenaikan harga hasil produksi pertanian yang lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumahtangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.
“Indek, harga yang diterima petani naik 2,12 persen, sementara indeks harga yangd ibayar petani hanya naik 9,67 persen,” kata Wahyu.
Dia menjelaskan, kenaikan NTP April 2022 dipengaruhi oleh naiknya NTP di subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,14 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,74 persen. Sementara itu, NTP mengalami penurunan pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,71 persen, subsektor hortikultura sebesar 3,12 persen dan subsektor perikanan 0,29 persen.
Indeks harga yang diterima oleh petani, tercatat naik sebesar 2,12 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu dari 166,49 poin menjadi 170,02 poin. Kenaikan tersebut disebabkan naiknya indeks harga yang diterima petani (It) di lima subsektor, yaitu tanaman pangan 0,05 persen, tanaman perkebunan rakyat 2,76 persen, peternakan 1,70 persen dan perikanan 0,49 persen. Di sisi lain penurunan juga terjadi pada subsektor hortikultura sebesar 2,40 persen.
Secara nasional, NTP di bulan April 2022 dilaporkan sebesar 108,46 persen, melandai 0,76 persen dibanding bulan sebelumnya yang berada di angka 109,29. Menurut Margo Yuwono, Kepala BPS Pusat, penurunan NTP tersebut merupakan yang ke dua kali sejak April 2021, namun tetap surplus di atas 100.
“Penurunan ini, setidaknya terjadi sejak bulan Juli 2020,” kata Margo dalam rilis bersama BPS di chanel Youtube, 9 Mei lalu.
Menurut Margo, pemicu penurunan NTP pada April 2022 lalu, di antaranya kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa, yang dikonsumsi oleh rumah tangga, maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.
Discussion about this post