BANK Indonesia memainkan peran penting dalam pengembangan industri syariah Tanah Air, yang bertekad menjadi pemain utama industri halal ini. Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat, Agus Chusaini menjelaskan, peran yang dimainkan BI dalam industri keuangan syariah ini, yaitu melakukan koordinasi dengan berbagai stakeholder  dalam rangka mendorong percepatan program EKSyar (Ekonomi Syariah) antara lain Halal Value Chain, formulasi kurikulum EKSyar dan public campaign di daerah, serta penyelenggaraan Fesyar maupun ISEF.
BI juga memprakarsai inovasi program pengembangan EKSyar, antara lain pengembangan Islamic social finance (Zakat Core Principal dan Wakaf Core Principal, pengembangan sistem informasi ZISWAF, pemberdayaan ekonomi Pesantren, model sukuk korporasi untuk pembiayaan infrastruktur. Sementara di sisi regulator, BI merumuskan dan menerbitkan ketentuan sesuai kewenangan BI, antara lain penerbitan GWM Syariah dan lainnya.
“Bank Indonesia terus mendorong pengembangan ekonomi syariah melalui penyelenggaraan events strategis, yakni Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), yang merupakan acara tahunan terbesar di Indonesia, dan menjadi wadah integrasi berbagai kegiatan di sektor ekonomi dan keuangan syariah (Eksyar). Kegiatan ini dipusatkan di Jakarta pada November 2022 dengan rangkaian kegiatan dari syariah fair dan syariah forum berupa kegiatan seminar, business matching. Even besar ini juga bakal dihadiri negara negara dunia dalam pengembangan eksyar,” kata Agus.
Dia menjelaskan, sebelum menuju puncak perhelatan ISEF, Bank Indonesia menggelar Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di tiga regional, yakni Regional Sumatera, Regional Jawa dan Regional Kawasan Timur Indonesia. Sementara ekonomi syariah juga bergema even-evennya di Kalimantan Barat.
Agus Chusaini berkata, flagship event pengembangan ekonomi syariah di lingkup Kalimantan Barat, diinisiasi Bank Indonesia bersama Kementerian Agama akan menjadi rangkaian sebelum pelaksanaan Fesyar dan ISEF.
“Gema Ekonomi Syariah Kalimantan Barat 2022, merupakan event strategis pengembangan ekonomi syariah, yang merupakan kerjasama antara Bank Indonesia dengan berbagai stakeholders, yakni Pemerintah Daerah, Kementerian Agama, perbankan syariah serta akademisi,” Â tutur Agus.
Program ini telah berlangsung sejak sebulan lalu. dan Rangkaian kegiatan Gebyar Kalbar terbagi menjadi tiga kegiatan utama yakni, Pre Event berupa rangkaian lomba dan pemilihan pondok pesantren dan lembaga Ziswaf Unggulan. Saat ini dalam proses penjurian dan wawancara akhir peserta, yang dilakukan oleh dewan juri terdiri dari Bank Indonesia, Kementerian Agama dan akademisi dari Universitas Tanjung Pura.
Discussion about this post