SEJUMLAH indikator ekonomi hingga awal Maret 2022 tercatat tetap baik, seperti indeks keyakinan konsumen, penjualan eceran, kendaraan bermotor dan semen, serta konsumsi listrik. Surplus neraca perdagangan pada Februari 2022 meningkat menjadi 3,83 miliar Dolar AS, didukung kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas, terutama meningkatnya harga batu bara, besi dan baja, serta CPO.
Ini ditegaskan oleh Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Rapat Berkala KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) II tahun 2022 Senin 11 April 2022 melalui konferensi video.
Sejalan dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global, aliran modal asing ke pasar keuangan domestik tertahan di mana investasi portofolio mencatat net outflows 1,3 miliar Dolar AS hingga 31 Maret 2022. Namun tekanan aliran modal asing ke pasar keuangan domestik ini lebih rendah dibandingkan EMs lainnya.
Kata Menkeu Sri Mulyani, cadangan devisa Indonesia pada Maret 2022 tetap tinggi sebesar 139,1 miliar Dolar AS, setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global. Nilai tukar Rupiah pada triwulan I 2022 mengalami depresiasi 0,33 persen secara rerata dibandingkan dengan akhir tahun 2021.
Depresiasi Rupiah tersebut lebih rendah dibandingkan depresiasi dari mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Malaysia (1,15 persen, ytd), India (1,73 persen, ytd), dan Thailand (3,15 persen, ytd).
Discussion about this post