BENFICA membawa beban berat dalam laga kedua Liga Champions  ini. Sebab, pada pertemuan pertama yang digelar di kandang sendiri, As Aguias dipaksa menelan pil pahit, kalah telak 1-3.
Statistik keduanya juga cukup timpang. Tim tamu mendominasi laga dengan 66 persen penguasaan bola dan 17 tembakan percobaan. Sedangkan, Benfica hanya mampu melesakkan 9 tembakan dan memegang 34 persen penguasaan bola.
Kini, mereka mendapat ujian berat di leg kedua. Darwin Nunez dan kawan-kawan harus menang dengan selisih minimal 2 gol di markas Liverpool, Anfield Stadium.
Tidak bisa dimungkiri bahwa kualitas kedua tim memang jauh berbeda, baik dari segi sektor penyerangan maupun lini pertahanan.
Lini depan The Reds sangat berbahaya musim ini. Jika diakumulasi, dari 4 kompetisi yang diikuti musim ini, mereka mampu menceploskan total 121 gol. Di UCL sendiri, sudah 22 kali Mo Salah dan kolega mampu menjebol gawang lawan.
Produktivitas gol The Reds musim ini cukup konsisten. Hal ini disebabkan karena mereka tidak bergantung pada 1-2 skema serangan. Mo Salah dan tim mampu memanfaatkan hampir semua strategi menyerang, mulai dari umpan-umpan direct, umpan terobosan, umpan crossing, atau mencetak gol lewat aksi individu.
Salah satu pemain yang mesti diwaspadai oleh Benfica adalah Luis Diaz. Sejak pindah dari Porto pada pertengahan musim, ia tampil cukup bagus, terutama di ajang UCL. Merujuk FBref, Diaz mampu menciptakan rasio rata-rata 4,85 shot creating actions (SCA) di setiap pertandingan, tertinggi dibanding pemain lain di tim.
Sederhananya, SCA adalah atribut ofensif; mulai dari memenangi duel, melakukan dribel, hingga mengirimkan umpan, yang dapat berakhir pada tembakan percobaan.
Kendati begitu, Benfica adalah salah satu rival Porto. Diaz termasuk di dalamnya. Artinya, jika mampu membaca karakter bermain anak muda 25 tahun itu dengan baik, bukan tidak mungkin As Aguias bisa mengunci pergerakannya di laga nanti.
Namun, tidak hanya Diaz yang mesti diwaspadai. The Reds punya sederet nama yang punya kontribusi sama besarnya seperti Diaz. Sebut saja seperti Mo Salah, Sadio Mane, Alexander-Arnold, Fabinho, serta Roberto Firmino.
Setidaknya, barisan pertahanan Benfica memiliki tembok terakhir yang cukup kokoh, yakni Odisseas Vlachodimos. Kiper asal Yunani tersebut memiliki catatan clean sheet terbanyak di UCL (5). Namun, tentu saja Benfica tidak bisa hanya mengandalkan kiper, tetapi juga mesti memperkuat barisan pertahanannya.
Jurgen Klopp tidak memiliki kekhawatiran absensi dalam laga nanti. Skuad inti yang biasa dimainkan tidak memiliki masalah serius.
Discussion about this post