Sanksi juga diberikan pada 33 entitas, termasuk bank-bank Rusia dan semua yang bertanggung jawab atas utang luar negeri Moskow. Australia mengatakan, tengah memberlakukan 35 persen tarif tambahan pada impor dari Rusia dan Belarus, negara yang disebutnya mendukung invasi. Bantuan militer kepada Ukraina juga ditingkatkan sebanyak 25 juta dolar menjadi 116 juta dolar Australia (sekitar Rp1,25 triliun).
Zelenskyy mengungkit konflik terburuk antara Australia dan Rusia dalam beberapa tahun terakhir, yaitu jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada 2014 di wilayah pemberontak di Ukraina timur. Para penyelidik mengatakan, pesawat berpenumpang 298 orang itu, termasuk 38 warga negara Australia, jatuh setelah terkena rudal darat-ke-udara buatan Rusia.
“Apakah Rusia membayar kompensasi kepada para korban tewas dan keluarga mereka? Tidak, mereka masih menyangkal kesalahan atas tragedi ini,” kata dia.
Dia juga menyinggung invasi Rusia di Krimea pada tahun yang sama. “Jika dunia menghukum Rusia pada 2014 atas apa yang mereka lakukan, tidak akan ada teror invasi seperti ini di Ukraina pada 2022. Kita harus mengoreksi kesalahan mengerikan semacam ini, dan mengoreksinya sekarang,” tegas Zelenskyy.
Pemimpin Ukraina itu tidak menyebut sanksi baru terhadap Rusia, tapi mengatakan penguasa negara itu sedang menggunakan ancaman serangan nuklir untuk membatasi respons global terhadap invasinya. “Negara yang menggunakan ancaman nuklir, harus menerima sanksi yang menunjukkan bahwa ancaman semacam itu merusak dirinya sendirinya,” kata dia. ** Ant
Discussion about this post