Sejatinya, makanan yang satu ini aslinya tidaklah pedas, namun karena menyantapnya lebih sedap dengan menambahkan cabe pedas, plus kecap dan jeruk sambal, maka jadilah dia bubur pedas. Karena memang sangat nikmat jika ada rasa pedas, asam dan manisnya kecap dalam sajian panas, hhmm.
Ini memang makanan khas Kalbar. Diperkenalkan pertama kali oleh warga Kabupaten Sambas. Ketika dicoba oleh warga Pontianak waktu itu, memang banyak komentar berdatangan, ada yang menolak tapi banyak yang meminati. Ditolak awal, lantaran sajian atau warna makanan ini tidak terlalu menarik. Itu karena banyaknya campuran sayur mayur serta beras bumbunya, sehingga warnanya rada kehitaman. Tapi jangan lihat tampilannya, nikmati saja, sebab selain enak juga bernilai gizi tinggi dan lengkap. Buktinya, banyak yang keranjingan kemudian mencarinya terus.
Sekarang, penganan bubur pedas sudah menyebar di mana-mana, dari kelas pinggiran jalan hingga di tempat permanen. Santo saja yang mengelola Burdas bersama sang istri, kini sudah punya omset jutaan Rupiah dalam satu hari. Selain menjual menu burdas, pasangan ini juga menambah menu ringan lainnya, seperti bubur ketan hitam dengan campuran kacang hijau, roti bakar serta minuman dingin. “Ini untuk menambah minat pengunjung, selain menambah penghasilan kita juga,”kata Santo. **
Penulis Jilly Andini
Artikel ini telah terbit di Tabloid Matra Bisnis
Discussion about this post