BUBUR Pedas atau bahasa aslinya bubbor paddas, makanan khas Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang kini sudah sangat sohor. Penikmat kuliner dari luar daerah Kalimantan Barat pun pasti penasaran untuk mencicip bubur pedas ini, ketika bertandang ke Pontianak. Penganan yang terbilang sederhana ini, selain nikmat juga nutrisinya lengkap. Ada beras, sayur mayur hingga potongan daging.
Nah, salah satu kuliner burdas alias bubur pedas ini ada di jalan KH Wahid Hasyim Pontianak, namanya Pondok Burdas. Pemiliknya adalah Santo pria kelahiran Ngabang yang sudah belasan tahun meracik kuliner khas Kalbar ini, dengan penuh gembira. Ya, tentu saja gembira, karena jualannya terbilang sukses.
Dari berawal hanya dengan sebuah gerobak sederhana dan mangkal di Jalan Merdeka, kini usaha kulinernya merebak, tak lagi menggunakan tempat sederhana di pinggiran jalan dengan fasilitas sebuah gerobak. Kuliner Burdas Santo sudah mampu memilih lokasinya sendiri, yang strategis dan lebih luas dengan penataan apik dan menyenangkan.
Maka jangan heran, kalau pelanggannya tak pernah berhenti datang, dalam satu hari paling sedikit 200 porsi disikat habis tamutamunya. Harga per porsinya lumayan murah meriah, yakni sekira Rp 10.000. “Ini harga terbaru. Dulunya saya jual hanya sembilan ribu Rupiah per mangkuk. Tapi sekarang kan semua bahan sudah naik, terutama untuk kacang tanah dan ikan teri, sehingga terpaksa kita naikkan menjadi sepuluh ribu,” kata Santo, sembari meracik bubur pedas pesanan pelanggannya.
Dulu ketika pertama buka di tahun 2001 lalu, Burdas Santo hanya mampu terjual belasan porsi saja, modalnya ketika itu sekira Rp 450.000. Dengan sebuah gerobak, Santo bersama isterinya mencoba peruntungan meracik makanan khas Sambas ini yang kala itu memang sedang diminati.
Belasan jenis sayuran diolah dalam sebuah panci bersama bumbu khasnya, termasuk beras yang sudah dikeringkan dan disangrai yang menjadi ciri khas bubur pedas ini. Usai pengolahan, kemudian disajikan dengan taburan kacang goreng serta ikan teri.
Discussion about this post