“Nanti kita akan evaluasi, kalau secara ekonomis bisa dikembangkan, itu akan luar biasa, dan itu diperlukan hitung-hitungannya agar tidak salah,” imbuh Agus Chusaini.
BI juga berjanji akan terus melakukan pendampingan dan terus mendorong agar mandiri secara ekonomi, secara keuangan dan menjadi kekuatan tersendiri, menjadi pesantren yang mandiri sesuai dengan program Bank Indonesia.
Pesantren Darul Fikri merupakan lembaga pendidikan Islam swasta yang didirikan oleh Ustaz Nur Kolik,Sh,I. Awalnya, area lahan yang dimiliki seluas dua hektar ini merupakan tanah hibah yang diberikan kepada Ustad Nur Kolik untuk dikelola pada Desember 2012. Februari 2013 dimulai penancapan tiang pertama pembangunan pondok pesantren.
Dalam perjalanannya Ponpes ini berkembang pesat, santrinya sekarang 56 orang terdiri dari 18 perempuan dan sisanya pria, dengan usia SD hingga mahasiswa. Mereka datang dari berbagai wilayah Kalbar, paling jauh Kabupaten Melawi. Para santri di sini dibebaskan dari biaya. Lantaran Ustad Nur Kolik memang hanya menerima para santri dari kaum dhuafa atau masyarakat yang tidak mampu.
Awalnya Ponpes Darul Fikri hanyalah pesantren biasa, namun dalam perjalanannya, dikembangkan sebagai wisata religi dengan berbagai fasilitasnya. Yang umum adalah kafe dengan suasana santai dilengkapi kuliner masakan khas daerah. Ada juga tempat pemancingan, kebun binatang mini atau mini zoo dan lainnya.
Yang paling menarik saat ini adalah panen anggur, yang dijadikan area poto-poto selfi. Pengunjungnya tak pernah sepi, selama 24 jam dibuka untuk umum dengan tarif masuk Rp 5000 per orang. **
Penulis Yuli.S
Editor Yuli.S
Discussion about this post