Di jantung Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, kecintaan terhadap budaya lokal tenun telah melahirkan sebuah usaha yang tidak hanya menjaga warisan leluhur, tapi juga memperkenalkannya ke kancah global. Bank Kalbar sebagai bank daerah turut berperan di dalamnya memotivasi dan menumbuhkan usaha bagi penenunnya.
Adalah Galeri Sintang, sebuah usaha yang didirikan oleh Sumjulia, sang owner sejak tahun 2022, berangkat dari kecintaan pribadi terhadap pernak-pernik etnik Kalimantan Barat, khususnya tenun ikat Sintang.
Selama ini, tenun ikat Sintang dikenal sebatas syal, selendang, kain lebar, atau taplak meja. Namun Sumjulia melihat lebih dari itu. Ia melihat potensi besar dalam menciptakan produk turunan dari kain tenun tersebut—yang tak hanya indah, tetapi juga fungsional dan bernilai ekonomi tinggi. Tantangan besar pun diambil: menjadikan tenun ikat sebagai bagian dari gaya hidup modern.
Galeri Sintang kini telah menghadirkan berbagai produk busana berbahan tenun ikat, yang sepenuhnya dibuat secara handmade, menggunakan teknik pewarnaan alami yang tetap mempertahankan keaslian budaya.
Salah satu produk yang paling diminati adalah jaket bomber untuk pria dan outer elegan untuk wanita. Semua dibuat dengan sentuhan tradisional namun berdesain kontemporer, menjadikannya menarik tidak hanya bagi pasar lokal tetapi juga internasional.
Tak berhenti di Kalimantan Barat, Galeri Sintang mulai menembus pasar luar negeri, seperti Serawak dan Kuching, dengan aktif mengikuti berbagai pameran budaya. Antusiasme masyarakat luar terhadap produk etnik ini menjadi motivasi besar bagi Sumjuli untuk terus berkarya.
Namun, perjalanan membangun usaha ini tentu tidak selalu mudah. Keterbatasan modal dan mahalnya bahan baku tenun sempat menjadi penghalang besar, apalagi saat harus memproduksi dalam skala lebih besar untuk memenuhi permintaan pasar.
Discussion about this post