Lokakarya peningkatan kapasitas ini dilaksanakan berdasarkan kesuksesan pengalaman program digitalisasi dari dua proyek ILO: Proyek Mempromosikan Usaha Mikro dan Kecil melalui Akses Pelaku Wirausaha terhadap Jasa Keuangan (Promise II Impact) dan Proyek Pembayaran Upah Digital yang Bertanggung Jawab.
ILO telah memajukan digitalisasi rantai nilai untuk UMKM di sektor-sektor utama seperti pertanian, memfasilitasi peningkatan akses ke layanan keuangan yang sesuai untuk mendorong pertumbuhan bisnis dan penciptaan lapangan kerja dan mempromosikan pembayaran upah digital yang bertanggung jawab, terutama bagi pekerja yang rentan dengan literasi keuangan yang terbatas.
“ILO senang dapat mendukung Kementerian Ketenagakerjaan, melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, dalam memperkuat peran penting pengantar kerja, ” kata Simrin Singh, Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor-Leste.
“Dukungan ini memungkinkan mereka untuk membantu pekerja usaha kecil dan mandiri dengan lebih baik dalam meningkatkan daya saing dan produktivitas bisnis dan mempercepat pertumbuhan melalui digitalisasi dan peningkatan akses ke keuangan, seraya mendukung perlindungan yang lebih besar terhadap hak-hak pekerja,” lanjutnya.
Lokakarya ini menghadirkan panelis dari Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia dan asosiasi bisnis.
Mereka berbagi wawasan dan praktik-praktik baik mengenai pentingnya pekerja usaha kecil dan pekerja mandiri untuk secara aktif merangkul digitalisasi guna mendorong pertumbuhan bisnis, memperluas inklusi keuangan dan mempromosikan pekerjaan yang layak.
Diskusi ini juga menekankan peran penting pengantar kerja dalam mendukung program inklusi keuangan bagi para pekerja ini.**
Discussion about this post