Tepatnya di bulan Agustus tahun 2023, kisah anak petani di pedesaan Sungai Kunyit, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat yang tengah menjalani kehidupan sebagai mahasiswa Program Doktoral Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya, sempat mencuri perhatian publik.
Kisah Sulaiman (36 tahun) menginspirasi masyarakat Tanah Air, mematahkan stigma, jika anak kampung dengan kondisi perekonomian terbatas. sulit untuk kuliah.
Nyatanya, dengan tekad kuat dan semangat yang tak pernah redup ia berhasil lulus seleksi di Program Doktoral Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijayadengan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI), berkompetisi dengan ribuan peserta dari seluruh Indonesia yang ikut bersaing dengannya. Ia sekarang sebagai dosen di Program Studi Administrasi Negara Politeknik Negeri Pontianak.
Di dalam menyelesaikan studi sarjananya ia memanfaatkan Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), yaitu bantuan biaya pendidikan yang diberikan dan ditujukan bagi mahasiswa yang sedang menjalani masa studi kuliah program diploma dan sarjana di berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di Indonesia.
Setelah menyelesaikan sarjananya itu, Sulaiman berkesempatan melanjutkan studi di Program Magister Administrasi Publik Universitas Merdeka Malang dengan memanfaatkan Beasiswa Pemerintah Daerah Kabupaten Mempawah, yaitu bantuan beasiswa yang diberikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi bagi mahasiswa yang kurang mampu tapi berprestasi secara akademik dengan IPK minimal 3.20.
Kini, Sulaiman berkesempatan melanjutkan studi Program Doktoral Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya secara gratis. Tidak hanya di jenjang S2, pria yang sempat bekerja sebagai dosen honorer di salah satu perguruan tinggi di Kota Pontianak ini bahkan sekarang sudah menjadi dosen PNS, mendapatkan kesempatan emas untuk langsung melanjutkan studi hingga jenjang S3.
“Alhamdullilah saya bisa menyelesaikan pendidikan sampai dengan master dan sekarang lanjut doktor melalui Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek yang dikelola melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP),” ungkap Sulaiman.
Sulaiman menjelaskan, jalan mendapatkan beasiswa yang ditujukan untuk menghasilkan doktor yang bermutu, mempercepat penambahan dosen bergelar doktor, dan juga mempercepat peningkatan publikasi internasional ini berlangsung sangat ketat.
Beasiswa ini hanya dibuka satu tahun sekali, dengan persyaratan lulusan pendaftar maksimal satu tahun terakhir untuk program sarjana, dan usia tidak lebih 41 tahun untuk ASN. Tidak hanya itu, beasiswa ini biasanya dibuka satu tahun sekali dan tidak semua universitas di Indonesia dapat menjadi mitra dari program ini.
Melalui program beasiswa ini, Sulaiman menjadi salah satu dari 200 peserta se-Indonesia, yang beruntung untuk dididik menjadi doktor muda dengan menempuh pendidikan pascasarjana secara akselerasi di jenjang S3 maksimal 4 tahun mulai tahun 2023 kemarin. Saat ini Sulaiman sedang terdaftar sebagai mahasiswa semester 2 pascasarjana di Program Doktor Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Tak Menyerah dengan Keadaan
Sulaiman lahir dari keluarga sangat sederhana di salah satu pelosok desa yang jauh dari pusat kota di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Ayahnya hanyalah seorang petani yang tidak pernah menempuh pendidikan formal, lulus SD pun tidak.
Discussion about this post