INDOGEN Capital, perusahaan modal ventura terkemuka asal Indonesia berinvestasi pada perusahaan rintisan (startup) tahap awal (post-seed stage up to series A) di wilayah Asia Tenggara. Membantu pengembangan perusahaan rintisan (startup) Tanah Air, investnya sudah lebih di 30 perusahaan.
Sayangnya di Pontianak, Kalimantan Barat belum tersentuh sama sekali, masih nol, lantaran dinilai belum memenuhi kriteria. Masalah di tempat kita (Pontianak), kata Chandra Firmanto, adalah pada networkingnya. “Kalau memang mau berhasil, harus bangun network di Jakarta,” imbuh dia.
Chandra Firmanto, Managing Partner Indogen Capital, perusahaan modal ventura tajir asal Indonesia, yang fokus berinvestasi pada perusahaan-perusahaan rintisan (startup) memberi saran kepada pelaku usaha rintisan atau startup di daerah, terutama Kota Pontianak, agar membangun network di di Jakarta, jika ingin sukses.
“Network dan pengalaman ini gak bisa diabaikan. Jika ingin berhasil atau dilirik investor, harus dibangun dengan pergaulan dan pengalaman kerja atau pengalaman bisnis,” kata Chandra kepada media ini via WhatsApp.
Menurut dia, masalah utama di daerah adalah kendala network yang membuat perusahaan rintisan tidak begitu melesat. Dia mencontohkan, seperti Steven Sang dari GudangAda atau Budi Handoko dari Shipper, yang asalnya dari Kalbar, kini sukses membangun startup yang akan jadi unicorns dalam waktu dekat.
Kata Chandra, Indogen saat ini sudah invest ke lebih dari 30-an perusahaan, sementara dari Pontianak masih nol. “Soalnya kita invest ke yang sudah well performed aja, dari portofolio VC (Venture Capital) lain. Kita gak invest early banget, jadi pre series A series A sampai B,” jelas Chandra.
Artinya, pilihan invest hanya yang best  saja. “Malahan biasa startup nya kalau cari investor taruh duit udah gampang. Yang mereka perlu adalah, ekosistem untuk kerjasama. Makanya kita bawa grup Jababeka, Mahaka, Unicorn Startups dan listed companies untuk kerjasama dengan startup,” kata Chandra lagi.
Perkembangan dunia maya terus melesat. Ekosistemnya lagi naik daun. Lihat saja perkembangan Web 2.0 yang saat ini sudah familiar dan digandrungi masyarakat, sekarang malah sudah muncul Web 3.0 yang fokus ke crypto NFT (not-Fungible Token) dan internet of thing.
“Padahal Web 2.0 masih hot, sekarang sudah muncul Web 3.0. Ini yang harus dicermati oleh para pemain startup jika ingin berhasil,” tutur Chandra.
Dia bilang, Indogen Capital tak akan melirik startup yang hanya masih ide. Karena ide tidak ada apa-apanya, kecuali berhasil dieksekusi. Yang dititikberatkan adalah pada pertumbuhan revenue dari startup tersebut. Karena, investor pada dasarnya tak hanya sekadar memberikan uang, tetapi juga menawarkan value atau memberi kekuatan pada startup untuk berkembang.
Asal tahu saja, Web3  atau web 3.0 adalah teknologi yang memanfaatkan machine learning dan big data, dengan kecerdasan buatan sebagai landasan.
Sebelunya Web 1.0 dimulai pada 1990-an, yakni hari-hari awal internet. Saat itu web adalah cara mendemokratisasi akses ke informasi.
Berikutnya pertengahan 2000-an ada web 2.0, saat nama-nama besar seperti Google, Amazon, Facebook hingga Twitter muncul. Platform besar itu menertibkan internet dengan mempermudah koneksi dan transaksi online.
Discussion about this post