BTPN Syariah membuka akses prasejahtera yang ada di pelosok negeri, mengajak emak-emak produktif untuk mewujudkan mimpi mereka. Para perempuan yang selama ini tak terjangkau perbankan, bisa mengenal sistem pembiayaan bank hanya dari rumah saja, tak perlu datang membawa berkas persyaratan ke kantor lembaga pembiayaan.
Para perempuan atau emak-emak yang berada di pelosok negeri, yang selama ini tak mengenal sistem pembiayaan, apakan lagi masuk ke dunia digital, sangat merasa terbantu dengan kehadiran BTPN Syariah yang tanpa ragu masuk dalam kehidupan mereka, blusukan ke desa-desa untuk mewujudkan mimpi mereka menjadi produktif dan naik kelas secara ekonomi. Bahkan keberhasilan mereka kemudian diganjar dengan reward umroh.
BTPN Syariah memang merupakan bank umum syariah yang pertama fokus mengumpulkan dana dari keluarga sejahtera dan menyalurkannya lagi kepada keluarga prasejahtera produktif. Ini sudah dilakukan sejak tahun 2010.
“Kami terus berikhtiar menjadi organisasi yang terus tumbuh bersama, menginspirasi untuk seluruh stakeholder kami, nasabah, keluarganya dan komunitas untuk mewujudkan niat baik lebih cepat,” tutur Andi Agus Setiawan, Kepala Pembiayaan BTPN Syariah area Kalbar dan Kaltim dalam kegiatan Media Briefing Kitchen Tour Nasabah Inspiratif, 24 – 26 Agustus 2022 di Pontianak, Kalimantan Barat.
BTPN Syariah memang telah membuka akses prasejahtera produktif di Kalimantan Barat sejak tahun 2015. Hingga Juni 2022, pembiayaaan yang sudah tersalurkan sekira Rp 71 miliar kepada 23 ribu perempuan keluarga prasejahtera produktif di Kalimantan Barat.
Seorang di antaranya adalah Fitri Yuniatun yang kini memiliki usaha kelontong di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat. Dari awalnya hanya jualan sembako dengan menyewa tempat sangat sederhana, kini dia memiliki toko sembako, yang siap berkembang. Di toko sembakonya itu, Fitri juga berjualan makanan dan minuman, seperti pentol kuah, siomay, cendol dan penganan lainnya yang laris manis.
Bahkan, Fitri bersama suaminya malah punya niat mengembangkan usahanya lagi. “Mimpinya, saya ingin membangun kafe, di sebelah toko kelontong saya ini,” ucapnya sembari menunjuk lahan di sebelah tokonya, yang dimanfaatkannya untuk kolam ikan nila.
Keberhasilan Fitri juga diikuti oleh beberapa emak-emak di lingkungan desanya. Ada beberapa emak-emak dengan beragam usaha, dari jualan sayur mayur, kue-kue hingga jualan baju-baju kredit. Mereka semua mampu mengembangkan dirinya atau naik kelas, setelah mendapat bantuan dari BTPN Syariah yang tak sekadar modal usaha, tapi juga pendampingan dan pelatihan bahkan memperkenalkan dunia digital.
Ada juga Evi Tri Wahyuni yang kini sukses dengan kue putu kacang hijau, penganan khas Kalbar, yang kerap menghiasi meja tamu masyarakat ketika merayakan hari besar keagamaan, seperti Hari Raya Idul Fitri, Natal dan lainnya.
Produksi kue putu kacang hijau yang dikelola secara turun temurun ini, malah sudah masuk ke negeri jiran, Malaysia. Produksinya bisa sampai tiga ton.
“Ketekunan dan kegigihan mereka, menjadikan usahanya naik kelas, sehingga mereka patut menjadi nasabah inspiratif, karena mereka telah berhasil membangun perilaku unggul, yaitu Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS) untuk dirinya serta komunitasnya,” tutur Andi.
“Sebagai bank yang fokus dalam melayani para perempuan pelaku usaha ultra mikro di pelosok, BTPN melayani dengan profesional dan sepenuh hati, menerapkan tata kelola yang baik, dan sesuai dengan prinsip syariah yang memberikan manfaat bagi umat,”kata Andi lagi.
Discussion about this post