Menteri PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) RI, Bintang Puspayoga, menjabarkan bahwa sejak tahun 2021, banyak upaya yang telah dilakukan untuk percepatan pemulihan dari dampak pandemi.
“Meskipun secara global, menunjukkan adanya perbaikan ke arah yang positif, namun kita perlu menyadari, bahwa hingga saat ini tingkat pemulihan ekonomi belum merata antar negara anggota G20, termasuk antar gender sendiri,” tuturnya.
G20 Presidensi Indonesia memastikan lensa gender diterapkan pada agenda pemulihan ekonomi global, untuk mengatasi penanganan dampak yang tidak proporsional terhadap perempuan.
” Kita harus memastikan, bahwa pemulihan ekonomi global juga harus memperhatikan kesetaraan gender,” tegas Bintang Puspayoga.
Sementara itu, dalam sambutannya, Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi menyampaikan bahwa W20 adalah engagement group pertama dari Sherpa Track dan Finance Track G20 Presidensi Indonesia, yang mengadakan KTT bersamaan dengan selesainya komunike.
“Keberhasilan ini menunjukkan, bahwa perempuan berperan penting dan akan terus berada di garda terdepan untuk perubahan yang lebih baik. Tidak berhenti di sini, W20 akan terus berjuang untuk memastikan pemberdayaan perempuan berada pada fokus utama,” ucap Hadirani.
Melanjutkan pesan tersebut, Co-Chair W20 Indonesia, Dian Siswarini, sepakat bahwa komunike W20, hanyalah salah satu dari banyak langkah yang harus ditempuh untuk mencapai kesetaraan gender. Ke depannya, W20 akan terus berupaya untuk mendorong pelaksanaan rekomendasi ini, memantau kemajuan dan memastikan dampak yang nyata.
“Salah satu hal yang ingin kami fokuskan, adalah meluncurkan Toba Track, yaitu rangkaian aksi nyata yang perlu ditindaklanjuti hingga 2030 mendatang. Untuk mengingatkan kita, hal ini selaras dengan Brisbane Goals. Menambahkan pesan Chair W20 Indonesia, saya ingin mengajak seluruh peserta yang terlibat untuk terus bekerjasama dan berkolaborasi dalam melanjutkan upaya yang telah kita bangun bersama,” imbuh Dian. **
Editor : Yuli.S
Discussion about this post