SANGAT mengkhawatirkan, jumlah senjata nuklir secara global diperkirakan bertambah dalam tahun-tahun mendatang. Resiko senjata itu digunakan juga meningkat ke level tertinggi dalam beberapa dekade, kata Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), mengutip hasil kajiannya, Senin 13 Juni 2022.
Invasi Rusia di Ukraina dan dukungan Amerika Serikat beserta sekutunya kepada Kiev telah menambah ketegangan di antara sembilan negara bersenjata nuklir di dunia.
Selain Rusia dan AS, negara lain yang juga memiliki senjata nuklir adalah Prancis, China, Inggris, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara.
Meski jumlah senjata nuklir berkurang sedikit antara Januari 2021 dan Januari 2022, SIPRI mengatakan cadangannya secara global bisa meningkat lagi dalam waktu dekat jika dunia tidak mengambil tindakan segera.
“Semua negara bersenjata nuklir sedang meningkatkan atau memperbarui arsenal mereka dan sebagian besar mempertajam retorika nuklir dan peran senjata nuklir dalam strategi militer mereka,” kata Wilfred Wan, Direktur SIPRI bidang Senjata Pemusnah Massal, dalam buku tahunan 2022 lembaga kajian itu.
“Ini sebuah kecenderungan yang sangat mengkhawatirkan.”
Tiga hari setelah invasi Rusia di Ukraina, yang disebut Moskow sebagai “operasi militer khusus”, Presiden Vladimir Putin memerintahkan agar senjata nuklir Rusia disiapkan dengan kewaspadaan tinggi.
Discussion about this post