KEJAR target 15 juta pengguna QRIS di tahun 2022, Bank Indonesia perwakilan Kalimantan Barat menggandeng influencer, untuk memviralkan atau memperluas implementasi digitalisasi transaksi pembayaran melalui QRIS (QR Code Indonesian Standar), terutama kepada para milenial.
QRIS di Kalimantan Barat saat ini didominasi Usaha Mikro (UMI) jumlahnya 175.126 merchants (Juni 2022). Sementara jumlah pengguna tercatat 175.646 orang. Nominal transaksinya pada Maret 2022 sebesar Rp27.795.005.500, Â dengan frekuensi sejumlah 343.624 transaksi.
“Dari sisi pemanfaatan QRIS pada sektor sosial, nominal transaksi pada merchants donasi sosial sebesar Rp377.980.367 dengan frekuensi transaksi sejumlah 4.316 transaksi,” tutur Agus Chusaini, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KpwBI) Provinsi Kalimantan Barat, pada acara QRIS Charity Night di Pontianak, Minggu malam 5 Juni 2022.
Digitalisasi pembayaran menggunakan QRIS saat ini menunjukkan peningkatan, seiring dengan upaya perluasan elektronifikasi sistem pembayaran di masyarakat.
Launching QRIS dilakukan Bank Indonesia pada 17 Agustus 2019, dan wajib diimplementasikan pada 1 Januari 2020. QRIS hadir sebagai bentuk standarisasi QR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia bersama industri pembayaran, baik bank maupun non bank untuk memfasilitasi transaksi pembayaran retail di Indonesia, dengan batas per transaksi senilai Rp10.000.000.
“Sebagai upaya meningkatkan inklusi keuangan, menekan angka unbankable, memperkuat peran ekonomi serta keuangan digital kepada seluruh masyarakat, kami terus berupaya mensosialisasikan mengenai implementasi transaksi pembayaran digital berupa QRIS,” kata Agus Chusaini.
Sosialisasi dan edukasi penggunaan serta publikasi QRIS dilakukan di seluruh sektor, termasuk pemerintahan, lembaga keagamaan, komunitas hingga pasar tradisional.
“Implementasi QRIS pada pasar tradisional, kami laksanakan melalui program SIAP (Sehat, Inovatif, Aman Pakai) QRIS. Implementasi QRIS pada pasar tradisional per Mei 2022 telah dilakukan di 4 pasar Kota Pontianak, dan akan terus kami dorong untuk dapat diimplementasikan pada pasar tradisional yang ada di wilayah Kalimantan Barat,” ungkap Agus.
Discussion about this post