PROYEK Pengembangan Keterampilan dan Perilaku Bisnis yang Bertanggung Jawab dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), yang didanai oleh Pemerintah Jepang melalui Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI), menyoroti pentingnya mengaitkan praktik bisnis yang bertanggung jawab dengan strategi pengembangan keterampilan dan rencana pelatihan.
Seiring dengan transformasi digital yang dialami oleh industri-industri utama di Indonesia, seperti industri elektronik, dan investasi pada sumber daya manusia, upaya mempromosikan perilaku bisnis yang bertanggung jawab menjadi semakin penting.
Dalam lingkungan bisnis yang berkembang pesat saat ini, mengembangkan tenaga kerja yang terampil dan terinformasi merupakan hal yang sangat penting untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Untuk itu, guna memperlihatkan kemitraan yang terbangun dalam menjembatani kesenjangan keterampilan dan mendorong perilaku bisnis yang lebih bertanggung jawab di sektor elektronik, Proyek Pengembangan Keterampilan ILO bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyelenggarakan seminar interaktif pada 26 Februari di Jakarta.
Seminar ini mendemonstrasikan upaya kolaboratif di antara para pemangku kepentingan nasional dan sektoral, termasuk pemerintah, organisasi pengusaha dan pekerja, perusahaan, pusat pelatihan, dan pemasok industri elektronik, dalam memfasilitasi pengembangan keterampilan dan mempromosikan praktik-praktik bisnis yang lebih bertanggung jawab serta menandai penutupan Proyek Pengembangan Keterampilan ILO di Indonesia.
Seminar ini secara resmi dibuka oleh Dr. Mohammad Rudy Salahuddin, MEM, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan, Ketenagakerjaan dan Pariwisata Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Simrin Singh, Kepala Perwakilan ILO di Indonesia dan Timor Leste.
Seminar ini pun ditutup oleh Edi Prio Pambudi, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional.
Dr. Mohammad Rudy Salahuddin, MEM, Deputi Bidang Koordinasi Industri, Ketenagakerjaan, dan Pariwisata di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, menyoroti kebutuhan penting akan pengembangan keterampilan di sektor elektronik Indonesia untuk meningkatkan sumber daya manusia dan produktivitas.
Ia juga menilai pelaksanaan Proyek Pengembangan Keterampilan ILO ini turut mendorong keterlibatan industri semikonduktor Indonesia dalam rantai pasokan global.
“Sinergi dan kolaborasi dengan ILO dan mitra lainnya harus dapat berlanjut di masa mendatang, karena kemitraan strategis ini memainkan peran penting dalam pembangunan manusia untuk menciptakan ketenagakerjaan yang berkualitas,” ujarnya.
“Kemitraan ini juga dapat menjadi acuan di masa depan dalam mendorong perilaku yang lebih bertanggung jawab di Indonesia,” tambahnya.
Discussion about this post