ADVERTISEMENT
  • News
  • Komoditi
  • Travel
  • Otomotif
  • Entertainment
    • Lifestyle
    • Musik
    • Film
  • Sosok
  • Galery
  • Sport
  • Properti
Selasa, Juli 1, 2025
Matrabisnis
  • News
  • Komoditi
  • Travel
  • Otomotif
  • Entertainment
    • Lifestyle
    • Musik
    • Film
  • Sosok
  • Galery
  • Sport
  • Properti
No Result
View All Result
  • News
  • Komoditi
  • Travel
  • Otomotif
  • Entertainment
    • Lifestyle
    • Musik
    • Film
  • Sosok
  • Galery
  • Sport
  • Properti
No Result
View All Result
MATRA BISNIS
No Result
View All Result
  • About matrabisnis.id
  • ads BW-Media
  • Ads Meikarta
  • Contact Us
  • Galery
  • Home Page
  • Matra Bisnis
  • MB-ads
  • Pedoman Media Cyber
  • Redaksi
ADVERTISEMENT
Home OPINI

Kebijakan Pemerintah Terhadap Ketahanan Pangan di Indonesia

Matrabisnis by Matrabisnis
2 April 2024
in OPINI
Reading Time: 4 mins read
A A
Ahmad Robiul Aziz, Mahasiswa S3 Universitas Brawijaya. (ist)

Ahmad Robiul Aziz, Mahasiswa S3 Universitas Brawijaya. (ist)

ADVERTISEMENT
Opini : Ahmad Robiul Aziz, Mahasiswa S3 Universitas Brawijaya. (ist)

Ketahanan  pangan  merupakan  benteng  dari pertahanan  dari suatu negara  ketika  ketahanan pangan suatu  negara  terancam, maka  keberlangsungan  hidup  suatu  bangsa  dipertaruhkan.  Asumsi  ini cukup menjelaskan  bahwa  mengapa  ketahanan  pangan selalu  menjadi perhatian  besar  di berbagai   banyak negara  di dunia.

Dalam  berbagai   pertemuan tingkat dunia, masalah ketahanan  pangan selalu  menjadi  agenda  utama. Sedikitnya  ada  tiga  faktor  yang menyebabkan   ketahanan pangan  tidak pernah lepas dari perhatian pemerintahan  di berbagai  belahan   dunia.

READ ALSO

Kartini di Bumi Borneo

BPKP Jaga Reputasi dan Integritas

Yang  pertama  yaitu Jumlah penduduk dari  suatu  negara  ketahanan  pangan   dari suuatu  negara  dan  tak lupa napas kehidupan miliaran  penduduk didunia  itu  hal yg sangat  paling penting. Yang ke dua  terjadinya  perubahan  iklim  yang berdampak  pada  penurunan  produktivitas  terhadap  ketahanan  pangan  nasional.

Yang ke tiga mulai terbatasnya sumber sumber terhadap ketahanan  pangan nasional ketiga faktor ini berpeluang besar menghadirkan ancaman bagi keberlangsungan ketahanan pangan di setiap suatu negara, tidak  terkecuali pada negara  Republik Indonesia.

Indonesia sendiri  kini tercatat sebagai negara dengan jumlah penduduk ke empat terbesar di dunia. Dari Data Badan Pusat statistik menyebutkan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir rerata jumlah pertumbuhan  penduduk   di Indonesia persentasenya sebanyak 1, 49 persen per tahun.

Angka pertumbuhan tersebut, mencerminkan besarnya  tantangan  yang harus dihadapi dalam mencapai ketahanan pangan. Oleh sebab itu  pemerintah selalu menempatkan masalah ketahanan  pangan sebagai salah  satu  prioritas  pada pembangunan  nasional  di indonesia  dan sudah tertuang dalam setiap  rencana  prioritas pembangunan  jangka menengah  nasional ( RPJMN).

Di era pemerintahan Presiden Joko Widodo sekarang  ini  pencapaian kedaulatan  pangan menjadi bagian dari agenda  ke tujuh Nawa cita  untuk  negara  kesatuan  Republik Indonesia. Pada suatu negara dianggap sudah mampu  memiliki  ketahanan pangan yang  baik, jika semua penduduk  setiap  saat  dapat memiliki  akses  terhadap bahan  pangan dalam jumlah dan mutu yang sesuai bagi persyaratan kehidupan yang sehat dan produktif.

Oleh karena itu stablisasi terhadap harga pangan sangat berperan, dalam  upaya  ini, memantapkan ketahanan  pangan nasional. Pada  ketahanan  ekonomi  dan  stabilitas  politik nasional. Dalam pengalaman pada  tahun 1966, sampai dengan  tahun 1998  membuktikan, bahwa  terjadinya goncangan  ekonomi  yang kemudian berubah menjadi  krisis  politik, yang diakibatkan oleh  harga  pangan  yang menlonjak drastis dalam waktu pendek.

Pada pasca penghargaan swasembada pangan,  ada kesan  di kalangan  pengambil kebijakan masalah pangan ini, khususnya beras dianggap telah tuntas. Pemerintah terlena  dengan  penghargaan FAO  atas keberhasilan  mewujudkan  swasembada  pangan  di tahun 1984 lalu.

Setidaknya dalam hal ini diindikasikan,  semakin menyusutnya  lahan lahan sawah subur di Pulau Jawa sejak tahun 1984 tersebut, diakibatkan karena lahannya digunakan untuk berbagai  kepentingan  industri  dan perumahan,  akibatnya pada produksi beras nasional  turun   drastis.

Terbukti  di  tahun  1989  kita telah  mengimpor beras sebesar 464.449 ton  bahkan  10 tahun  kemudian  kita dikejutkan dengan  jumlah  impor  yang sangat spektakuler,  yaitu sebesar 5,8 juta  ton pada  tahun 1998  lalu. Kenyataan lain, yang  sangat mengejutkan adalah masih banyak ditemukan kasus kekurangan pangan ( rawan pangan ) yang  melanda pada beberapa wilayah  di Indonesia.

ADVERTISEMENT

Hasil kerja sama badan Ketahanan Pangan Kementrian Pertanian dengan Wolrd  Food  Programme ( WFP ) menggambarkan situasi  ketahanan  pangan  Indonesia  melalui sebuah  peta  dari ketahanan pangan dari Kerentanan Pangan ( Food  Security and vulnerability Atlas – FSVA) diperkuat dengan gratifikasi ketahanan pangan dan kerawanan pangan di Indonesia pada tahun  2013, yang menerangkan bahwa  daerah  yang masuk dalam kategori  tahan pangan  yang masih  didominasi oleh  wilayah  Jawa dan Sumatera, sedangkan dari grafik terlihat bahwa proporsi  penduduk  yang tahan  pangan  terus mengalami  penurunan, sementara pada penduduk  rawan dan sangat rawan pangan  justru  mengalami  peningkatan.

ADVERTISEMENT

Konsep ketahanan pengan (food security) lebih luas dibandingkan dengan konsep swasembada pangan, yang hanya berorientasi pada aspek fisik kecukupan produksi bahan pangan. Beberapa ahli sepakat, bahwaketahanan pangan minimal mengandung dua unsur pokok, yaitu ketersediaan pangan dan aksesibilitas masyarakat terhadap bahanpangan tersebut.

Salah satu dari unsur di atas tidak terpenuhi, maka suatunegara belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik.Walaupun pangan tersedia cukup di tingkat nasional dan regional, tetapi jikaakses individu untuk memenuhi kebutuhan pangannya tidak merata, makaketahanan pangan masih dikatakan rapuh.

Page 1 of 2
12Next
Tags: Ahmad Robiul Aziz Mahasiswa S3 universitas BrawijayaKetahanan pangan
ADVERTISEMENT
Previous Post

Realisasi Anggaran Rendah, BPKP Minta Pemda Rancang Strategi Baru

Next Post

ATB Terbitkan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance Version 3

Related Posts

Kartini di Bumi Borneo
OPINI

Kartini di Bumi Borneo

5 Februari 2025
BPKP Jaga Reputasi dan Integritas
OPINI

BPKP Jaga Reputasi dan Integritas

21 April 2024
Pemilu dan Industri Buzzer dalam Perspektif Ekonomi Politik di Indonesia
OPINI

Pemilu dan Industri Buzzer dalam Perspektif Ekonomi Politik di Indonesia

27 Februari 2024
Konstanta Historis dalam Penguatan Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045
OPINI

Konstanta Historis dalam Penguatan Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2045

21 Desember 2022
Belajar Mengasah Kepekaan Hidup Bersama Alam dan Manusia
OPINI

Belajar Mengasah Kepekaan Hidup Bersama Alam dan Manusia

8 November 2022
Nepotisme Rajapaksa Membutakan Sri Lanka sampai Dilanda Krisis
OPINI

Nepotisme Rajapaksa Membutakan Sri Lanka sampai Dilanda Krisis

16 Juni 2022
Next Post
ATB Terbitkan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance Version 3

ATB Terbitkan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance Version 3

Penerimaan DJP Kalbar Tembus Rp 1,2 Triliun

Penerimaan DJP Kalbar Tembus Rp 1,2 Triliun

OJK Akhiri Kebijakan Stimulus untuk Dampak Covid-19

OJK Akhiri Kebijakan Stimulus untuk Dampak Covid-19

Discussion about this post

English   Indonesian

Pos-pos Terbaru

  • Terobosan Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas
  • SIMPATI Sang Trendsetter Kini Lebih Digital
  • GIWATA Borneo Expo 2025 X Gebyar Kalbar Dibuka
  • DJPb Ungkap Kinerja APBN di Kalbar Tetap Ekspansif
  • Raih Mimpi Bersama Bank Kalbar, Coffee Shop Ruang Kertjah Sukses
ADVERTISEMENT

Tentang Matrabisnis.id

Matrabisnis.id adalah media online pengembangan dari media cetak Matra Bisnis yang berbentuk tabloid dan terbit secara mingguan setiap hari Rabu. Matra Bisnis merupakan media cetak pertama di Kalimantan Barat, yang fokus pada berita-berita ekonomi dan terbit perdana pada tahun 2015.

Kategori

  • ADVERTORIAL
  • Bursa
  • Digital
  • Ekonomi Bisnis
  • Entertainment
  • Film
  • Internasional
  • Kedai
  • Kesehatan
  • Komoditi
  • Lifestyle
  • Musik
  • News
  • OPINI
  • Otomotif
  • PROMOTED
  • Properti
  • Sosok
  • Sport
  • Tak Berkategori
  • Tekno
  • Travel

Recent Posts

  • Terobosan Baru Pegadaian: Emas Fisik Kini Bisa Langsung Jadi Tabungan Emas
  • SIMPATI Sang Trendsetter Kini Lebih Digital
  • GIWATA Borneo Expo 2025 X Gebyar Kalbar Dibuka
  • DJPb Ungkap Kinerja APBN di Kalbar Tetap Ekspansif

Copyright Matra Bisnis @2023

No Result
View All Result
  • News
  • Komoditi
  • Travel
  • Otomotif
  • Entertainment
    • Lifestyle
    • Musik
    • Film
  • Sosok
  • Galery
  • Sport
  • Properti

Copyright Matra Bisnis @2023

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.