Kalau biasanya komoditas yang rajin menjadi penyumbang inflasi adalah kangkung bersama ikan kembung, maka pada September lalu, posisinya digantikan oleh ketimun, kacang panjang dan beras. Masing-masing andil inflasinya sebesar 0,0336 persen, 0,0471 persen dan 0,1158 persen untuk beras.
Dalam rilisnya, BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Kalimantan Barat di awal Oktober 2023 menyebut, pergerakan inflasi pada September 2023 di daerah ini sebesar 0,08 persen secara bulanan (mtm). Sementara pada bulan sebelumnya, yakni Agustus 2023 terjadi deflasi sebesar 0,31 persen.
“Tingkat inflasi bulanan September 2023 juga lebih rendah dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2022 yang mengalami inflasi sebesar 1,57 persen,” jelas Muh Saichudin, SSi, MSi Kepala BPS Kalbar.
Saichudin memaparkan, inflasi secara tahunan (yoy) pada September gabungan tiga kota di Kalimantan Barat sebesar 2,26 persen. Lebih rendah dibanding inflasi tahunan pada Agustus 2023 yang angkanya sebesar 3,70 persen serta lebih rendah dari inflasi tahunan pada September 2022 yang sebesar 5,71 persen.
Penyumbang utama inflasi tahunan masih didominasi komoditas beras, rokok kretek dan bawang putih, dengan andil masing-masing sebesar 0,3815 persen, 0, 3493 persen dan 0,1604 persen.
Menurut Saichudin, komoditas yang dominan menyumbang inflasi secara bulanan (mtm) pada September 2023 selain beras, kacang panjang, ketimun, buncis juga termasuk biaya pulsa ponsel, bensin, gula pasir, tomat, upah baby sitter dan cabe merah.
Sedangkan penyumbang deflasi antara lain adalah daging ayam ras, cumi-cumi, ikan tongkol, bawang merah, udang basah, bawang putih, telur ayam ras, daging babi, bayam dan ikan kembung.
Discussion about this post