Di tengah hiruk-pikuk pasar baru Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, selalu tercium aroma gurih Sop Mie Kak Idha yang khas menggoda setiap pejalan kaki yang melintas. Ini usaha warisan keluarga sejak puluhan tahun lalu, dan tetap bertahan sampai hari ini berkat dukungan kemitraan dari Bank Kalbar.
Tepat di depan Warkop Amiang pasar baru Ngabang, berdirilah sebuah warung sederhana namun penuh cerita: Sop Mie Kak Idha namanya. Usaha kuliner legendaris ini telah menghidangkan rasa otentik sejak tahun 1987, dirintis oleh orang tua Kak Ida, yang kala itu hanya bermodalkan semangat dan cita rasa warisan keluarga.
Seiring berjalannya waktu, sang perintis telah tiada, namun semangat untuk mempertahankan cita rasa turun-temurun tak pernah padam. Kak Idha, sang penerus, memutuskan untuk melanjutkan usaha keluarga dengan modal seadanya.
Dengan ketekunan dan cinta terhadap kuliner khas, usaha ini perlahan kembali berjaya. Kini, Sop Mie Kak Idha berhasil mencatat omzet hingga Rp10 juta per bulan, sebuah pencapaian luar biasa untuk usaha kecil di daerah.
Namun, di balik angka tersebut, tantangan terus menghampiri. Permintaan pelanggan yang terus meningkat memaksa Kak Idha untuk berpikir lebih jauh tentang pengembangan usaha. Sayangnya, keterbatasan modal menjadi penghalang utama. Kak Idha mencoba mengajukan pinjaman ke berbagai bank, namun tak semua memberikan respon positif. Hingga akhirnya, harapan datang dari Bank Kalbar.
Bank Kalbar, melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR), menjadi satu-satunya lembaga perbankan yang memberikan respons cepat, mudah, dan bersahabat kepada Kak Idha. Proses pengajuan yang tidak berbelit-belit, persyaratan yang tidak memberatkan, serta pelayanan yang ramah menjadi nilai lebih yang dirasakan langsung oleh pelaku UMKM seperti Kak Idha.
Discussion about this post