Sementara Sulistri, Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Buruh Makanan, Minuman, Pariwisata, Restoran, Hotel dan Tembakau menyatakan saat ini serikat pekerja telah melakukan berbagai pemetaan kondisi kerja yang terdampak AI.
Ia mencontohkan sektor kelapa sawit di mana pekerjaan pemupukan yang menggunakan bahan kimia sekarang sudah dilakukan dengan mesin—tidak lagi secara manual oleh pekerja perempuan.
“Sosialisasi dan advokasi menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan serikat pekerja mengenai segala perkembangan di dunia kerja yang dapat mempengaruhi K3 pekerja, termasuk terkait dengan isu transisi yang adil,” katanya.
Dampak teknologi pada keselamatan dan kesehatan
Laporan tersebut menyoroti bahwa robotika dan otomatisasi yang canggih, penggunaan realitas virtual dan realitas yang diperluas serta alat-alat baru seperti perangkat pintar yang dapat dikenakan yang menyediakan deteksi risiko waktu nyata atau sensor lingkungan yang melacak kualitas udara, mentransformasi keselamatan dan kesehatan dengan mencegah kecelakaan dan mengurangi paparan akan bahaya.
Selain itu, digitalisasi mengarah pada munculnya pengaturan kerja hibrida dan jarak jauh yang menciptakan fleksibilitas dan meningkatkan kesehatan mental.
Namun, kemajuan ini juga dapat membawa risiko baru. Ketika robot secara efektif dapat mengerjakan tugas-tugas yang berbahaya, para pekerja yang merawat, membenahi atau bekerja dengan mesin-mesin ini dapat menghadapi bahaya yang baru.
Perilaku robot yang tidak terprediksi, kegagalan system atau ancaman siber dapat membahayakan keselamatan. Risiko ergonomis dapat muncul dari interaksi manusia-robot serta dari penggunaan perangkat yang dapat dikenakan dan eksoskeleton yang kurang pas, tidak dapat digunakan, atau tidak nyaman.
Riset tersebut menyoroti bahwa mengandalkan AI dan otomatisasi secara berlebihan dapat mengurangi pengawasan manusia, yang pada saatnya akan meningkatkan risiko K3, sementara beban kerja yang digerakkan oleh algoritme dan terus menerus terhubung dapat berkontribusi pada stres, kelelahan dan masalah kesehatan mental.
Laporan juga memaparkan risiko keselamatan dan kesehatan yang dihadapi oleh pekerja di sektor rantai pasok digital, mulai dari proses ekstraksi hingga proses yang menggerakkan AI, serta pekerja yang menangani limbah elektronik.
“Digitalisasi menawarkan kesempatan besar untuk meningkatkan keselamatan di tempat kerja. Robot dapat menggantikan manusia dalam ‘pekerjaan tiga dimensi’ yang berbahaya, yang bisa jadi kotor, berbahaya dan merendahkan. Otomatisasi dapat mengurangi tugas-tugas yang berulang, seperti di lini produksi pabrik atau dalam pekerjaan administratif, sehingga pekerja dapat melakukan tugas yang lebih menantang,” kata Manal Azzi, Ketua Tim Kebijakan K3 di ILO.
“Namun, agar kita bisa mendapatkan manfaat penuh dari teknologi ini, kita harus memastikan bahwa teknologi tersebut diterapkan tanpa menimbulkan risiko baru,” imbuhnya.**
Discussion about this post