Triyono Kosasih, pedagang kerupuk udang dan makaroni di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) merintis usahanya dari nol sejak tahun 1999 bersama sang istri, hanya dengan modal minim. Awalnya Triyono bingung dengan kondisi keuangan, sementara permintaan pasar begitu besar, namun setelah mendapat bantuan dari Bank Kalbar, kini usaha kerupuknya semakin garing dan berkembang.
Mengelola usaha kerupuk dan makaroni di rumahnya di Jalan Husein Hamzah Gang Berdikari Pontianak, Kalimantan Barat, Triyono membawa sendiri jualannya untuk dititipkan di warung atau toko-toko di Kota Pontianak. Dalam satu hari saja, makanan ringan tersebut bisa terjual hingga 30 ribu yang membuat pasangan suami istri ini tersenyum lega.
Triyono yang berasal dari Malang, Jawa Timur ini memang sudah bertekad untuk membuka usaha di Pontianak. Pilihannya adalah makanan ringan kerupuk dan makaroni, lantaran modal awalnya tidak terlalu besar. Dia pun mempelajari teknik membuat kerupuk yang garing dan gurih dengan mempraktikkannya sampai berhasil sesuai selera masyarakat.
Tahun 2004 usaha tersebut mulai serius digeluti dengan modal sekira Rp 3 jutaan. “Bersama istri, saya coba mengembangkan usaha ini terus menerus dengan produksi secukupnya. Tidak terlalu banyak, karena khawatir tidak terjual,” ucap Triyono.
Tanpa kenal lelah Triyono menekuni usahanya dan perlahan tapi pasti, dagangan kerupuknya mulai diterima pasar. Hingga berjalan lebih dari enam bulan, mulai menunjukkan hasil. Dagangannya laris manis, bahkan pesanan terus mengalir dari warung-warung atau toko penitipannya.
Terlalu banyaknya pesanan, malah membuat pelaku usaha rumahan ini bingung, lantaran kurangnya modal guna memenuhi pesanan. “Banyaknya pesanan malah membuat kami bingung. Sebab untuk memproduksi dalam jumlah banyak sesuai permintaan pasar, kami masih kekurangan modal, kondisi keuangan kami tidak memungkinkan ketika itu,” tutur Triyono.
Akhirnya dia berinisiatif mencari tambahan modal. Pedagang kecil ini berpikir, apakah bank bisa membantu permodalan namun tidak memberatkan. “Mencari bank yang cocok dengan usaha kita, yang bisa membantu pinjaman tanpa membebani, itu tidak gampang,” cetus Triyono.
Discussion about this post