Pertumbuhan ekonomi nasional pada 2024 diprediksi berada pada kisaran 4,7 hingga 5,5 persen dengan perkiraan optimis di angka 5 persen. Untuk meraih pencapaian pertumbuhan tersebut, Bank Indonesia (BI) terus mendorong dengan berbagai langkah yang perlu diperkuat, baik dari sisi permintaan maupun penawaran.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Kalimantan Barat, Nur Asyura Anggini Sari mengungkapkan, penguatan kebijakan reformasi struktural menjadi prioritas utama dalam upaya meningkatkan produktivitas dan memperkokoh struktur ekonomi, khususnya di sektor-sektor potensi besar penyerapan tenaga kerja dan nilai tambah yang tinggi.
“Untuk wilayah Kalimantan Barat (Kalbar), setelah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat larangan ekspor bauksit mentah pada tahun 2023, perekonomian daerah ini telah menunjukkan pemulihan yang positif. Kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Kalbar akan berada pada kisaran 4,6 hingga 5,4 persen di sepanjang tahun 2024,” tutur Anggini Sari ketika memberikan sambutan pada Kapuas Economic Forum (KEF) 2024 di aula Keriang Bandong, Kantor Perwakilan BI Kalbar, Rabu 16 Oktober 2024.
Anggini mengungkapkan, peningkatan ekonomi Kalbar didorong oleh investasi serta konsumsi rumah tangga, selaras dengan membaiknya kinerja sektor-sektor usaha utama, termasuk sektor pertanian, perkebunan dan industri pengolahan yang mengalami peningkatan, didukung oleh penambahan pabrik CPO serta harga jual yang lebih tinggi.
“Perekonomian Kalbar saat ini juga disertai stabilitas yang kuat, dengan tingkat inflasi yang stabil dan terkendali. Ini merupakan hasil sinergi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) serta pemangku kepentingan, yang telah berhasil meningkatkan produksi pangan, menjaga permintaan dan daya beli masyarakat serta memperbaiki kondisi distribusi dan logistik,” ujar Anggini.
Menurut BI, inflasi di Kalbar pada 2024 diproyeksikan tetap berada dalam kisaran sasaran di angka 2,5 persen plus minus 1 persen, didukung oleh sinergi kuat dalam berbagai upaya pengendalian inflasi, terutama inflasi pangan, melalui gerakan pengendalian inflasi pangan.
Anggini mengungkapkan, keberhasilan pengendalian inflasi di Kalbar juga tercermin dari sejumlah penghargaan yang diterima. TPID Provinsi Kalimantan Barat berhasil meraih insentif fiskal atas kinerja pengendalian inflasi pada tahun 2024. Sementara TPID Kota Pontianak masuk nominasi sebagai TPID Kabupaten/Kota berkinerja terbaik pada tahun ini. Selain itu, TPID Kabupaten Landak juga menerima insentif fiskal pada pengujung tahun 2023.
Discussion about this post