Menurut dia, sekecil apapun yang dilakukan perempuan dalam pemanfaatan lingkungan, sangat berarti bagi kelangsungan kehidupan. Karena sangat dekatnya perempuan dengan lingkungan kesehariannya membuktikan, bahwa perempuan berperan besar dalam turut melestarikan lingkungan.
“Bayangkan dari bumbu dapur perempuan bisa berperan menjaga lingkungan hidupnya. Menanam sendiri bumbu dapur, ikut menjaga lingkungan sekaligus memenuhi kebutuhan rumah tangga, bahkan dapat menambah pendapatan bila dikembangkan secara serius.” ujarnya.
Sementara itu Direktur TFCA Kalimantan Puspa Dewi Liman yang dihadirkan dalam Workshop tersebut, berkata bahwa program Tropical Forest Conservation Act (TFCA) merupakan kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat, bermitra dengan The Nature Conservancy (TNC) dan Yayasan World Wide Fund for Nature-Indonesia (WWF), yang diadministrasi oleh Yayasan Kehati.
Berbagai program telah dilakukan TFCA Kalimantan tak hanya di Kalbar, tapi juga di seluruh Kalimantan. Di Kalbar salah satunya di Kabupaten Kapuas Hulu, yaitu di Danau Empangan, berupa program pembinaan kelompok pengelola masyarakat berupa perlindungan spesies dan ekosistem penting.
Di Danau Empangau ini terdapat habitat arwana super red yang harus dijaga kelestariannya sekaligus perlindungan, pengawasannya. Desa Empangau mendapatkan dukungan dari TFCA Kalimantan dalam pengembangan ekowisata berbasis kearifan lokal.
Lokakarya dan fellowship jurnalis perempuan ini terselenggara atas kerjasama Jurnalis Perempuan Khatulistiwa (JPK) bersama Tropical Forest Conservation Act ( TFCA) Kalimantan dan Kehati. **
Discussion about this post