Ke dua, peningkatan produktivitas daerah dan potensi kerjasama antar daerah surplus ke defisit komoditas pangan. Ke tiga, Pemerintah Provinsi meminta dan memantau PT Angkasa Pura II, terkait potensi lonjakan penumpang dan harga tiket angkutan udara.
Ke empat, mendorong fokus pelaksanaan Operasi Pasar Murah (OPM) dan GPM. Ke lima, dorongan implementasi program menanam pangan dan hortikultura di pekarangan, intensifikasi budidaya ikan persisten inflasi, dan pemberian bantuan alsintan saprotan. Ke enam penguatan subsidi distribusi pangan, optimalisasi anggaran biaya tidak terduga (BTT), serta pemantauan terhadap komoditas rentan penimbunan seperti beras, BBM, dan LPG bersubsidi.
Dan ke tujuh melakukan optimalisasi pemanfaatan channel komunikasi massa untuk mengendalikan ekspektasi inflasi masyarakat serta memperbaiki kualitas data produksi dan stok komoditas rentan inflasi.
” Penyelenggaraan GPM, diupayakan dapat mendorong keterjangkauan harga melalui fasilitasi subsidi ongkos angkut, dengan harga jual hingga 30 persen di bawah harga pasar,” kata Anggini Sari.
Pada kegiatan GPM, selain bersinergi dengan Distangan, Bulog, dan vendor penyedia pasokan, kelompok tani binaan KPwBI Kalimantan Barat turut berpartisipasi untuk menjual produk pertanian dan perkebunan pasca panen.**
Discussion about this post