Ir, Werry Syahrial, MH, salah seorang tokoh media pers di Kalimantan Barat (Kalbar) mengungkapkan, bahwa peran media pers sangat besar. Sangat berkontribusi bagi pembangunan, namun sayang kehidupan mereka luput dari perhatian pemerintah.
“Di mana-mana, di semua negara, di seluruh dunia sangat membutuhkan kehadiran media pers, karenanya di negara-negara luar sana, pemerintahnya ikut membantu membiayai penerbitan media,” tutur Werry yang maju sebagai Caleg 2024 nomor urut 2 Kalimantan Barat Dapil Kota Pontianak, dengan bendera Gerindra.
Mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi kehidupan para awak media pers alias wartawan, membuat CEO Harianberkat Network ini bertekad untuk memberi perhatian penuh terhadap kehidupan para wartawan, jika ia berhasil duduk di kursi parlemen. Di antaranya adalah dengan memperjuangkan regulasi dan mendorong pemerintah daerah, untuk memberikan porsi anggaran melalui APBD kepada para wartawan.
“Namun, tentu dengan pembagian yang selektif kepada media pers atau para wartawan yang betul-betul menjalankan profesinya,” ucap Werry.
Peran pers merupakan pilar demokrasi ke empat. Peran pers dalam pemerintahan sangatlah besar, baik dalam mewartakan agenda pemerintahan ataupun memberikan kritik kebijakan pemerintah. “Kalau tidak ada pers, maka pemerintahan akan otoriter,” kata Werry.
Namun sayangnya, lanjut Werry, peran pers yang begitu besar tak diperhatikan oleh pemerintah. Terbukti kehidupan mereka masih banyak yang memprihatinkan.
Kalau dulu media pers disebut sudah menjadi industri pers. Menurut Werry, sekarang tidak bisa lagi disebut industri. Lantaran industrinya sudah banyak yang bangkrut. Di Kalbar saja, sejak reformasi banyak media cetak yang berdiri, jumlahnya ada 52 media. Sekarang, hanya bersisa tiga media cetak, selebihnya beralih ke media online. Itu pun sebagian besar merupakan media korporasi, selebihnya yang bukan korporasi sudah gulung tikar alias bangkrut. Dan yang tersisa pun kondisinya ngap-ngap baung, alias susah.
“Mungkin, tahun 2024 ini bakal ada lagi yang tutup, karena tekor tergerus biaya cetak yang tinggi, sementara iklan kian tipis. Bohong, kalau mereka tidak tekor,” ucap Werry.
Bapak empat putri dengan tujuh orang cucu ini, kini berusia 67 tahun dan masih tetap setia dengan profesi kewartawanan. Werry mendirikan media Harian Berkat sejak tahun 2000. Koran berukuran mini yang dikelolanya selama 22 tahun, juga dialihkannya menjadi media online sejak awal 2023 lalu.
Kiprahnya tak hanya di dunia pers, pria kelahiran Bandung ini juga melakoni bisnis, utamanya di bidang kontraktor, padahal sebelumnya Werry adalah ASN (Aparat Sipil Negara) tahun 1978 – 1986. Bagi Werry, profesi wartawan sangat menantang, untuk itu ia rela melepas baju pegawai pemerintahan demi total menceburi bidang kewartawanan.
Discussion about this post