Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) terus melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota sebagai langkah mitigasi dan antisipasi dampak iklim El Nino di sektor pertanian.
“El Nino dapat menjadi tantangan besar bagi pertanaian, karena dapat produksi pertanian. Oleh karena itu penting agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan penyesuaian yang tepat untuk mengurangi dampaknya,” ujar Kepala Dinas TPH Kalbar Florentinus Anum.
Anum mengatakan, bahwa El Nino di Kalbar diperkirakan terjadi pada Juli dan Agustus 2023. Untuk memitigasi itu, membentuk tim koordinasi lintas sektoral tingkat kabupaten/kota untuk memantau, menginvestigasi daerah rawan bencana secara intensif, pengamanan produksi pertanian, serta meminimalisir dampak sosial akibat El Nino pada sektor pertanian.
“Selanjutnya, melalui dinas teknis melakukan pengawalan pertanaman khususnya padi secara ketat untuk mengantisipasi kehilangan produksi dengan mengoptimalkan peran petugas lapangan, koordinasi dan konsolidasi secara terpadu, menyiapkan strategi antisipasi, mitigasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim serta penguatan sistem peringatan dini,” ucap dia.
Menurut Florentinus Anum, penting juga dilakukan pembinaan dan pengawalan terhadap petani, mengarahkan sumber daya penyuluh pertanian, camat, kepala desa/lurah dan perangkatnya, tokoh adat, tokoh agama dan kelompok tani untuk melakukan pembinaan dan pengawasan pada wilayah-wilayah yang berpotensi titik api serta menjaga agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan.
“Mendorong juga petani atau kelompok tani untuk ikut Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) terutama di wilayah/ lokasi yang terdampak El Nino juga penting dilakukan,” jelas dia.
Discussion about this post