Dia menilai, kehadiran kawasan industri akan memperkuat ekosistem dari infrastruktur hingga sumber daya potensial yang dimiliki Kalbar. Pemerintah, lanjut Erick, pun telah dengan tegas untuk terus meningkatkan hilirisasi sumber daya alam (SDA). Erick mengatakan setiap daerah, termasuk Kalbar harus mampu mencari dan mengeluarkan potensinya, yang berbeda dengan wilayah lain.
“Dengan distopnya (ekspor) bauksit pada Juni nanti, turunan nomor satunya ada smelter dan lain-lain, sama ketika kita ambil alih Freeport turunannya apa, smelter. Tidak hanya peran dari BUMN tapi juga swasta. Bapak Presiden sudah bilang, ayo dong masing-masing daerah punya carbon copy. Keunikan masing-masing, tidak semua dari nikel atau bauksit, nah itu. Jangan berpangku tangan pada pemerintah pusat, tapi pemerintah daerah juga harus mampu,” ucap dia.
Erick menyampaikan, setiap pembangunan tentu memerlukan proses dan konsistensi. Ia mencontohkan pengembangan nikel sejak 2017 yang baru terlihat pada lima tahun kemudian. Untuk itu, Erick selalu menekankan pentingnya keberlanjutan dalam setiap pembangunan yang dampaknya akan dirasakan seluruh masyarakat.
“Inilah yang saya bilang, melanjutkan kesejahteraan untuk masyarakat Indonesia harus terus terjadi. Tapi terkadang, ganti pemimpin, ganti kebijakan. Ini yang terjadi. Makanya kita harus ganti kultur, menghargai kebijakan yang ada, jangan semuanya salah,” kata Erick.**
Discussion about this post