“Jadi totalnya 192 kasus. Tapi ini datanya dari anggota, jadi bukan real time yang bisa kita ikuti secara seksama,”katanya.
Piprim menjelaskan, berdasarkan sebarannya, kasus gangguan ginjal akut (acute kidney injury atau AKI) paling banyak tersebar di DKI Jakarta dengan total mencapai 50 kasus. Diikuti Jawa Barat sebanyak 24 kasus, Jawa Timur 24 kasus, Sumatera Barat 21 kasus, Aceh 18 kasus, dan Bali 17 kasus. Sedangkan provinsi lainnya berkisar antara 1-2 kasus.
IDAI bersama Kemenkes saat ini masih mencari penyebab pasti dari penyakit ini. Dalam perjalanannya, ada beberapa dugaan yang muncul, seperti infeksi virus lain, keracunan (intoksikasi) etilen glikol, hingga Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem usai Covid-19.
“Kalau MIS-C yang seperti biasa, kita pengalaman obat-obatannya. Tapi ada juga pasien yang enggak membaik (setelah pengobatan). Ada juga kecurigaan obat-obatan yang mengandung etilen glikol, ini sedang kita periksa,” jelas Piprim. Gejala klinis yang ditemukan (prodromal) pada pasien gangguan ginjal akut misterius, umumnya meliputi infeksi saluran cerna, demam, ISPA, batuk pilek, dan muntah. Lalu, tidak bisa buang air kecil atau air seni mengering (anuria), dan kurangnya kadar air seni (oliguria). **
Discussion about this post