NAIKNYA harga rokok, sementara daya beli konsumen belum pulih sepenuhnya ke tingkat pra Covid, membuat pilihan konsumen ke produk yang lebih murah. Sepanjang enam bulan pertama tahun 2022, PT Gudang Garam membukukan penurunan volume penjualan sebesar 8,1 persen dari 45,6 miliar batang pada tahun 2021 menjadi 41,9 miliar batang di tahun 2022.
Namun pendapatan penjualan perseroan sedikit meningkat sebesar 1,8 persen menjadi Rp 61,7 triliun, karena adanya kenaikan harga jual, yang terdorong oleh adanya kenaikan cukai sebesar 15 persen untuk produk SKM (Sigaret Kretek Mesin) di tahun 2022, termasuk peningkatan PPN menjadi 9,9 persen yang berlaku efektif mulai April 2022. Total biaya Perseroan mengalami peningkatan. Biaya pokok penjualan mengalami kenaikan sebesar 4,4 persen, dan beban usaha meningkat 9,2 persen.
Sekretaris Perusahaan Gudang Garam, Heru Budiman dalam keterbukaan informasi Bursa atau Public Expose Live yang digelar BEI (Bursa Efek Indonesia), Jumat 9 September 2022 memaparkan terjadinya penurunan volume atas produk-produknya, karena harga rokok meningkat sedangkan daya beli konsumen belum pulih sepenuhnya ke tingkat pra-Covid.
Tren pasar sebagaimana diuraikan setahun sebelumnya masih berlanjut, meliputi beralihnya konsumen ke produk yang lebih murah, sebagaimana terlihat dari pertumbuhan volume penjualan industri kategori SKT (sigaret kretek tangan), hingga hampir mencapai 25 persen, dan produk rokok produsen kecil, yang dua-duanya cukainya lebih rendah.
Heru memaparkan, komponen terbesar penyebab kenaikan biaya pokok penjualan, adalah beban cukai yang meningkat sebesar 10,7persen, dari Rp 45,8 triliun menjadi Rp 50,7 triliun untuk 6 bulan pertama tahun 2022. Kini mencapai level baru yakni 90 persen dari biaya pokok penjualan. Selain cukai, komponen biaya pokok penjualan lainnya relatif stabil.
Discussion about this post