IndiHome dan Telkomsel Digital Business, menjadi mesin pertumbuhan Telkom, dengan pencapaian masing-masing Rp 13,8 triliun atau tumbuh 7,4 persen (yoy) dan Rp 35,1 triliun tumbuh 5,2 persen (yoy). Di tengah kondisi pandemi yang masih berlangsung, meski sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan dan juga tantangan disrupsi teknologi, TelkomGroup mampu terus menjaga pertumbuhan dan mempertahankan profitabilitas perusahaan.
Diversifikasi mesin pertumbuhan serta kolaborasi antara bisnis mobile dan fixed broadband menjadi wujud upaya untuk mendorong pertumbuhan kinerja dan profitabilitas. Kontribusi pendapatan dan laba bersih kedua bisnis tersebut, terus bergerak menuju komposisi yang hampir sama besarnya.
Demikian yang disampaikan Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom), Heri Supriadi dalam paparannya pada Public Expose Live 2022 yang digelar secara daring, Jumat 16 September 2022. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya, VP Financial Planning and Analysis Telkomsel Aditya Yulid Sriyadi Raharja, dan PGS VP Investor Relations Telkom Achmad Faisal, serta VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko yang bertindak sebagai moderator pada kegiatan press conference.
Pada kesempatan ini, Heri memaparkan kinerja Perseroan, prospek bisnis dan proyeksi Telkom untuk tahun buku 2022. Sepanjang paruh pertama tahun 2022, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp 72,0 triliun atau tumbuh 3,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Telkom mencatat EBITDA (Laba sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi, dan Amortisasi) dan laba bersih sebesar Rp 39,4 triliun dan Rp13,3 triliun. Baik EBITDA maupun laba bersih tumbuh positif masing-masing sebesar 4,5 persen dan 6,9 persen (yoy).
Kinerja cemerlang Perseroan juga terlihat dari sisi operasional. Telkom terus mengembangkan infrastruktur, platform maupun layanan digitalnya untuk mendukung berbagai aktivitas di setiap segmen dan lapisan masyarakat. Sepanjang 171.654 km serat optik milik Telkom tergelar dengan jaringan akses yang menjangkau hingga 499 Ibukota Kabupaten Kota (IKK). Infrastruktur ini didukung pula dengan 2 satelit yang memiliki 109 transponder, 255.107 Base Transceiver Station Telkomsel dan 36.787 menara telekomunikasi.
Selain itu, Telkom juga memiliki platform digital seperti 27 fasilitas data center di antaranya 22 domestik dan 5 luar negeri. Berbagai platform dan layanan digital dengan teknologi terdepan turut hadir mendukung langkah transformasi Telkom menjadi perusahaan telekomunikasi digital terdepan.
Melihat potensi pasar dan peluang ke depan, bisnis Telkom tetap menjanjikan di masa yang akan datang. Pertumbuhan industri bisnis digital life & smart platform, enterprise ICT, dan layanan broadband pada 2021 – 2025 mencapai persentase di atas 10 persen.
Untuk itu, Telkom terus fokus pada 3 pilar utama bisnisnya, yakni mengukuhkan digital connectivity untuk maksimalisasi arus kas perusahaan, investasi pada digital platform dan pengembangan kapabilitas binis, dan selektif dalam investasi di digital services untuk menangkap peluang bisnis dan value creation.
“Kami menjalankan strategi five bold moves sebagai upaya Perseroan mendapatkan potensi maksimal dari ketiga pilar bisnis yang dijalankan demi memaksimalkan peluang, meningkatkan daya saing dan value creation,” tutur Heri.
Discussion about this post