“Sedangkan pertanian, kehutanan, dan perikanan yang memiliki peran dominan, justru mengalami kontraksi sebesar 0,21 persen,” ucap Wahyu.
Sementara pertumbuhan ekonomi dilihat dari PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), komponen yang bertumbuh paling besar menurut BPS adalah konsumsi pemerintah dengan angka 10,68 persen, diikuti diikuti komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) tumbuh sebesar 3,62 persen, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 1,34 persen dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 1,20 persen.
Sedangkan komponen yang mengalami kontraksi adalah ekspor barang dan jasa serta impor barang dan jasa, masing-masing terkontraksi sedalam 2,24 persen dan 9,97 persen.
“Struktur PDRB Kalimantan Barat menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku kuartal II-2022 tidak menunjukkan perubahan berarti. Perekonomian masih didominasi oleh Komponen PK-RT yang mencakup hampir separuh PDRB Kalimantan Barat, yaitu sebesar 49,50 persen, diikuti PMTB sebesar 29,08 persen, ekspor barang dan jasa 14,57 persen, PK-P sebesar 9,83 persen dan PK-LNPRT 1,18 persen. Sementara itu, impor barang dan jasa sebagai faktor pengurang dalam PDRB, memiliki peran sebesar 5,71 persen,” jelas Wahyu. **
Pewarta / Editor : Yuli.S
Discussion about this post