“Sejak diumumkan pertama kali, kami telah mengidentifikasi beberapa area sinergi yang terbuka dari kerja sama ini, dan dapat dilakukan bersama dengan Link Net, memanfaatkan kekuatan kolektif kami dalam konektivitas seluler, pita lebar berbasis kabel (fixed broadband), dan konten. Ini akan mendukung pencapaian visi kami menjadi operator konvergensi terkemuka, dengan memberikan solusi terintegrasi yang seamless kepada pelanggan kami yang semakin paham digital,” tutur Dian.
Sementara Presiden Direktur dan CEO Link Net, Marlo Budiman berujar, bersama dengan mitra-mitra baru, kami menantikan untuk dapat menyediakan proposisi konvergensi layanan pita lebar berbasis kabel (fixed line broadband), dan layanan seluler kepada pelanggan residensial dan korporasi.
Kata dia, tingkat penetrasi pita lebar berkecepatan tinggi di Indonesia, masih kurang tergarap. Ada peluang sinergi untuk kedua perusahaan, mulai dari kerja sama dalam penggunaan jaringan tulang punggung (backbone), transmisi jaringan, dan penyelarasan strategis untuk peningkatan pendapatan dan efisiensi biaya. Peluang-peluang ini juga diperkuat dengan hubungan Link Net yang luas, dengan mitra bisnis dan pelanggan.
“Saya pribadi bersama tim manajemen menyambut dengan hangat pemegang saham baru. Kami sangat yakin, kemitraan ini akan berkontribusi pada hasil yang luar biasa bagi para pelanggan dan pertumbuhan nilai yang berkelanjutan di masa mendatang bagi para pemegang saham,” kata Marlo.
Berdasarkan riset pasar independen, Indonesia merupakan salah satu pasar layanan pita lebar berbasis kabel yang paling menarik secara global, dengan tingkat penetrasi di pasar rumah tangga yang masih sangat kecil, yakni sekira 13,4 persen.
Rerata penggunaan layanan data per koneksi di jaringan pita lebar berbasis kabel (fixed broadband) di Indonesia, telah tumbuh dengan Tingkat Pertumbuhan Tahunan Gabungan (CAGR) terkerek sebesar 44,4 persen dari 2016 ke 2020, dan diperkirakan terus meninggi lagi sebesar 27,9 persen dari 2020 ke 2026. Indonesia juga merupakan salah satu pasar layanan pita lebar berbasis kabel, dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan sambungan tetap yang siap untuk ekspansi dengan CAGR sekira 14,4 peresn.
Selain itu, penetrasi rumah tangga di Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi 27,5 peresn pada tahun 2026, didorong oleh pasar yang terus berkembang, peningkatan penggunaan data, dan pertumbuhan yang kuat dalam pendapatan per kapita yang dapat dibelanjakan (disposable income).
Sementara itu, jangkauan jaringan Link Net terus meluas ke seluruh kota besar di Indonesia, termasuk Jakarta dan sekitarnya, Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Selain jaringan yang menjangkau sekira 2,9 juta rumah, perusahaan ini juga memiliki portfolio melayani sebanyak 2.400 pelanggan, mencakup pemerintah, layanan keuangan, dan perusahaan multinasional besar serta bisnis digital.
Perusahaan ini memulai operasi secara komersial pada tahun 2000, dan telah menunjukkan kegiatan operasional dan rekam jejak keuangan yang kuat, selama bertahun-tahun.
Untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2021, secara year-on-year Link Net mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 10,3 persen menjadi sekira Rp 4,5 triliun atau setara dengan RM 1,3 miliar. **
Editor : Yuli.S
Discussion about this post