SEKRETARIS Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) H Imam Pituduh SH MM memperingatkan bahaya laten politisasi agama. Karena politik identitas dan agama yang dipolitisir, adalah formula yang sangat mudah untuk melakukan radikalisasi dan penyesatan masyarakat,” kata Imam dalam keterangan tertulisnya, Kamis.
Menurut Imam, identitas, terutama praktik politisasi agama, merupakan bahaya laten yang perlu diwaspadai bersama, terutama menjelang momentum politik. Karena bisa menjadi akselerator bagi rontoknya konstruksi sosial, yang melahirkan konflik horisontal berkepanjangan.
“Bahaya laten politisasi Agama perlu kita waspadai bersama-sama,” tegas Imam.
Kata dia, sikap pembiaran terhadap politisasi agama dan politik identitas justru membuka lebar-lebar bagi berkembangnya permainan semu (shadow game), yang menjajah cara berfikir masyarakat dan seakan-akan adalah hal yang lumrah, sehingga praktik yang demikian juga digunakan oleh oknum berkepentingan sebagai komoditas yang menjanjikan.
“Politik yang dibungkus agama selalu menjadi komoditas yang favorit, untuk diperdagangkan di masyarakat yang mayoritas religius. Dalil-dalil agama selalu dijadikan justifikasi untuk mengambil langkah-langkah politik bagi mereka yang menjajakan politik identitas dan menggoreng agama sebagai komoditas,” katanya.
Tidak hanya itu, lanjutnya, praktik politik identitas kian diperparah pasca perubahan kehidupan sosial masyarakat yang lekat dengan media sosial, serangan dan bombardir isu politisasi agama dan ideologisasi radikal juga bergerak masif melalui jalur online.
“Para buzzer dan robot kelompok radikal, selalu berusaha bergerak secara masif menguasai jalur digital. Mereka menggunakan neuroscience untuk membidik dan mempengaruhi anak muda dan para pemilih mayoritas, agar dapat dipengaruhi, diinfiltrasi dan dikendalikan alam bawah sadar dan lifestyle masyarakat,” jelasnya.
Discussion about this post