Di warung kopinya di Jalan Haji Abas Pontianak, Aming mempekerjakan 20 orang tenaga yang sebagian besar perempuan, mereka dibagi dua sift, siang dan malam. Semuanya sudah terlatih menyeduh kopi khas Aming, sehingga Aming pun bisa melakukan aktivitas lainnya.
Selain kopi khas Aming, yakni kopi hitam dengan taburan biji kopi, ada juga kopi susu, kopi susu es, teh es, teh tarik juga ada. Di samping menu minuman, temannya juga tersedia, yakni penganan ringan tradis dari kue lemper, cengkaruk, gamat, cucur dan lainnya, itu semua kata Aming jualannya orang nitip.
Untuk makanan rada berat juga dibuatkan Aming, salah satunya adalah nasi goreng atau mie goreng. Jadi, dari yang ringan sampai makanan berat pun tersedia. Ini, tentu menambah aliran laba Kopi Aming, yang omsetnya bisa ratusan juta dalam satu bulan.
Sukses dengan Aming Coffee, Aming lantas membuka satu lokasi warung kopinya lagi, yakni di jalan Ilham, Kotabaru. Di sini juga tak kalah ramainya.
“Orang kita kan banyak yang suka nongkrong di warung kopi. Biar pun minumnya cuma setengah gelas alias kopi pancung, tapi duduknya lama dan ramai he-he…” cetus Aming, tertawa.
Walaupun minumnya hanya secangkir kopi tapi duduknya berjam-jam, tak masalah buat Aming. Sebab, begitulah memang kondisi usaha warung kopi, pedagang tetap harus sabar dan ramah. Para pengunjung kopi ini, biasanya hanya sedikit orang-orang baru yang singgah, kebanyakan mereka adalah para pelanggan tetap, yang setiap hari nongkrong di sini. Aktivitasnya juga macam-macam, dari mahasiswa, para pekerja sampai pelaku bisnis. Bahkan malah ada yang berkantor bisnis online di sini.
Kini gerai Kopi Aming semakin panas, sudah menyebar, dari dalam Kota Pontianak, Bandara Supadio, Jakarta, Tangerang, Bogor, Solo, Jogyakarta. **
Penulis Yuli.S
Artikel ini telah terbit di Tabloid Matra Bisnis.
Discussion about this post