Dia pun berharap, ke depan dapat menjadi brand F&B lokal terbesar yang memperkenalkan masakan nusantara tidak hanya di Indonesia tapi juga Asia Tenggara dan bahkan dunia.
Berdiri pada 2018, pertumbuhan Dailybox terbilang pesat. Dalam tempo singkatnya gerainya sudah ada di mana-mana. Salah satu keunggulan menunya adalah mengkreasikan nasi dengan lauk-pauk bercita rasa lokal, dan internasional.
Pandemi yang telah terjadi sejak 2020 telah membawa dampak yang luar biasa di setiap aspek, tak terkecuali industri makanan dan minuman. Namun, ini ternyata tidak menghambat pertumbuhan bisnis Dailybox. Pada Maret 2021, pendapatan kotor Dailybox secara grup bertumbuh hingga 700 persen, dibandingkan periode sama tahun lalu.
Tahun 2020, total gerai Dailybox telah tumbuh hingga 300 persen. Perseroan juga telah berkolaborasi dengan Chef Juna Rorimpandey dan Chef Renatta Moeloek, untuk menghadirkan masakan Nusantara menjadi F&B brand yang memiliki jumlah cloud kitchen terbanyak di Indonesia.
Pertumbuhan bisnis Dailybox berbanding lurus dengan prediksi pertumbuhan industri layanan pesan antar makanan di Asia Tenggara. Laporan Google Temasek, Bain & Company tahun 2020 menyebut, bahwa Gross Merchandise Volume (GMV) industri layanan pesan antar makanan di Asia Tenggara diprediksi mencapai US$ 23 miliar pada 2025. Angka tersebut menunjukkan tingkat pertumbuhan rerata per tahun di industri hampir 30 persen.
“Selama pandemi, 80 persen penjualan Dailybox berasal dari layanan pesan antar makanan online. Angka tersebut sejalan dengan fokus utama bisnis Dailybox yang berfokus pada layanan pesan antar makanan,” kata Fancylia.
Dailybox merupakan bagian dari The Daily Group atau PT Sendok Garpu Internasional, yang berdiri sejak tahun 2018. Grup ini menaungi beberapa brand F&B lainnya seperti menu sushi-to-go, Shirato dan minuman segar, Anytime. **
Berita ini telah terbit di Tabloid Matra Bisnis Edisi November 2021
Discussion about this post