Pada sektor pendidikan, penyaluran Tunjangan Profesi Guru (TPG) hingga 31 Agustus 2025 mencapai Rp 691,98 miliar, diberikan kepada lebih dari 60.000 guru di Kalimantan Barat.
Selain itu program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga 30 September 2025 terealisasi di 233 SPPG (Satuan Penyedia Pangan Gizi) dengan 559.239 penerima manfaat.
Program KPR Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) juga berjalan positif, dengan realisasi mencapai Rp 698,25 miliar untuk 5.379 unit rumah. Realisasi terbesar terdapat di Kabupaten Kubu Raya dengan 3.307 unit rumah senilai Rp 402,01 miliar.
Realisasi KUR Capai Rp 2,84 Triliun
Di sisi pembiayaan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalimantan Barat terealisasi sebesar Rp 2,84 triliun dengan penerima sebanyak 38.160 debitur. Realisasi terbesar terdapat di Kabupaten Ketapang yaitu Rp 348,64 miliar.
Di sisi lain, pembiayaan Ultra Mikro (UMi) terealisasi Rp111,96 miliar kepada 23.479 debitur dengan mayoritas terserap pada sektor perdagangan besar dan eceran (97.05 persen).
Rangkaian manfaat tersebut menjadi bagian dari upaya memperkuat perekonomian Kalimantan Barat secara berkelanjutan. Diawali dengan perekonomian Kalimantan Barat yang tumbuh 5,59 persen (yoy) pada triwulan II 2025, indikator Ekonomi Makro Kalimantan Barat terus menunjukkan pola yang cukup baik.
Tingkat inflasi terkendali pada angka 2,13 persen (yoy) meski secara mtm terjadi deflasi sebesar 0,26 persen. Kelompok makanan, Minuman, dan Tembakau memiliki andil terbesar terhadap inflasi di Kalimantan Barat sementara panen serentak berdampak deflasi di Kalimantan Barat.
Kondisi makroekonomi ini juga tercermin pada indikator sosial. Tingkat kemiskinan Kalimantan Barat berada di angka 6,16 persen, lebih rendah dibandingkan capaian nasional.
Ketimpangan pendapatan pun berada pada level moderat dengan Gini Ratio sebesar 0,316. Sejalan dengan itu, tingkat pengangguran juga terkendali pada 4,23 persen dan tetap lebih rendah dari rata-rata nasional, menunjukkan ketahanan ekonomi daerah yang cukup baik.
Dari sisi perdagangan, Kalimantan Barat pada Juli 2025 mencatatkan surplus sebesar US$96,35 juta. Surplus ini terutama didukung oleh kinerja ekspor yang mencapai US$139,96 juta, jauh lebih tinggi dibandingkan impor yang tercatat sebesar US$43,61 juta.
Kinerja ekspor tersebut memperlihatkan daya saing produk unggulan daerah yang semakin kuat. Selain itu, indikator kesejahteraan petani juga menunjukkan perkembangan positif.
Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat mencapai 167,85, menjadi yang tertinggi di regional Kalimantan sekaligus melampaui capaian nasional. Tingginya NTP terutama didorong oleh subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian daerah.
Namun demikian, Nilai Tukar Nelayan (NTN) masih relatif rendah di angka 101,14, sehingga perlu mendapat perhatian dalam upaya menjaga kesejahteraan masyarakat pesisir.
“APBN Kalimantan Barat tahun 2025 tidak hanya mendukung stabilitas fiskal dan pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat melalui penguatan layanan dasar, akses pembiayaan usaha, serta penyediaan hunian yang layak dan terjangkau,” imbuh Rahmat Mulyono. **
Discussion about this post