Beberapa tantangan yang diidentifikasi adalah proses pembagian pengetahuan intergenerasional, kesejahteraan aktivis, dan keamanan holistik untuk para aktivis, termasuk mengenai kesehatan mental.
Dalam konteks Kalimantan, Laili Khainur dari Lembaga Gemawan menuturkan, di Kalimantan, banyak sekali isu lingkungan hidup, sumber daya alam, dan krisis iklim. “Itu adalah isu yang menjadi fokus yang sama-sama kita perjuangkan,” ujarnya.
Laili berkata, dulu, Sumatra dianggap sebagai masa lalu (sudah dieksploitasi), Kalimantan adalah masa sekarang, dan selanjutnya adalah Papua. Tapi sekarang ini, Kalimantan adalah masa lalu (sudah dieksploitasi) dan masa sekarang adalah Papua.
“Pemerintah meninggalkan banyak sekali kerusakan, melalui kebijakan, dengan dalih pendapatan negara.” OMS kerap disingkirkan dalam berbagai diskusi dan pengambilan keputusan. Padahal, dalam kenyataannya OMS juga berkontribusi kepada kesejahteraan, keadilan, dan pembangunan Indonesia—selaras dengan tujuan institusi pemerintahan,” katanya.
Misalnya, organisasi Aisyiyah, salah satu organisasi masyarakat tertua di Indonesia, tetap menjalankan misinya untuk perlindungan perempuan dan anak. “Aisyiyah berkolaborasi dengan pemerintah setempat (Bengkulu) untuk merumuskan Strategi Daerah untuk menghapus pernikahan anak.
Pencegahan pernikahan anak juga sebenarnya program pemerintah, sehingga kontribusi Aisyiyah juga bekerja sama dengan masyarakat, tokoh adat, dan pemuka agama. Kami juga memastikan sudah ada Peraturan Desa, dan memonitor dampak dari kebijakan ini”, ucap Enung, salah satu perwakilan dari Aisyiyah.
Destika Gilang Lestari dari organisasi Gerak Aceh yang juga merupakan perwakilan dari Sumatra menuturkan, bahwa selama proses tiga hari ini, banyak terlihat pola-pola permasalahan serupa yang dihadapi oleh OMS di Sumatra dan Kalimantan.
“(Ada banyak permasalahan), baik itu persoalan korupsi atau hak asasi manusia, kekerasan. Hal itu terus terjadi sehingga yang harus kita lakukan adalah bagaimana OMS bersatu padu agar hak-hak masyarakat bisa terpenuhi” ucapnya. ICSF 2025 Regional Sumatra dan Kalimantan menghasilkan sebuah komitmen untuk membuat sebuah hub yang mempersatukan OMS kedua pulau tersebut. Hub ini akan dijalankan oleh perwakilan OMS setempat; di Sumatra oleh BITRA, dan di Kalimantan oleh Lembaga Gemawan.
Solidaritas OMS menjadi hal utama dalam melindungi demokrasi dan memastikan keadilan dijamin, baik oleh sesama maupun negara. ICSF 2025 Regional Sumatra dan Kalimantan menjadi salah satu tonggak untuk memastikan solidaritas itu semakin kuat, kerja-kerja kolaborasi semakin bertumbuh, dan demokrasi terjaga.**
Discussion about this post