Lebih lanjut, salah satu bentuk inovasi tersebut melalui pemanfaatan pantun sebagai salah satu warisan tradisi dan budaya, yang dapat dikreasikan menjadi jembatan edukasi yang menyenangkan dan mudah diterima masyarakat. Pantun tersebut kemudian diisi dengan pesan-pesan tentang pentingnya pengelolaan keuangan, kewaspadaan aktivitas keuangan ilegal, pemanfaatan ragam layanan keuangan berbasis syariah dan digital secara bijak, serta edukasi keuangan lainnya.
“Kegiatan ini merupakan awal dari rangkaian perjalanan kami dalam mengkreasikan beberapa inovasi sarat kearifan lokal, guna terus mengedukasi masyarakat Kalimantan Barat terkait sektor jasa keuangan, berupa pantun cerdas keuangan, materi literasi keuangan berbahasa daerah, konten video, jingle dan bentuk kreasi lainnya, bekerja sama dengan majelis adat budaya, tokoh, Balai Bahasa, komunitas penggerak seni dan budaya, akademisi, dan pihak – pihak terkait lainnya,” tambahnya.
Kegiatan diikuti 100 peserta dari beragam elemen dan kelompok, antara lain Balai Bahasa, Taman Budaya Kalimantan Barat, Majelis Adat Budaya Melayu, Majels Adat Budaya Dayak, Majelis Adat Budaya Tionghoa, Forum Pembauran Kebangsaan Kalimantan Barat, Bina Antar Budaya Chapter Pontianak, Dekranasda, Serumpun Berpantun Kalimantan Barat, Teater FISIP Universitas Tanjungpura, Sanggar Kiprah, Himpunan Mahasiswa Bahasa Indonesia, Teater Komunitas Santri IAIN Pontianak, Sanggar Dongeng, Sanggar Kijang Berantai, dan Sanggar Andari, serta rekan media.
Kegiatan diisi dengan literasi pengenalan OJK, sektor jasa keuangan, dan kampanye waspada aktivitas keuangan ilegal, dilanjutkan dengan Berbalas Pantun Cerdas Keuangan. Kegiatan dimeriahkan dengan pertunjukan seni budaya Kalimantan Barat, dan pameran produk UMKM Kreatif kreasi Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) Kalimantan Barat.**
Discussion about this post