Bulan Ramadhan sudah berlalu, namun umat Islam di seluruh dunia kini mulai menantikan momentum lain yang tak kalah meriah: Hari Raya Idul Adha. Di Indonesia, perayaan ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, melainkan momen istimewa yang menggabungkan ibadah haji dan tradisi berkurban.
Namun, ada satu hal yang sering kali membuat masyarakat mengernyitkan dahi setiap menjelang Idul Adha: lonjakan harga daging sapi. Prediksi Kementerian Agama menyebutkan bahwa Idul Adha 1446 Hijriah akan jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025.
Meski begitu, tanggal pastinya masih menunggu hasil sidang isbat, yang mempertimbangkan metode rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit) dan hisab (perhitungan astronomi). Namun, satu hal yang sudah pasti adalah: harga daging sapi akan kembali menjadi sorotan utama.
Anggota DPRD Kota Pontianak, Kalimantan Barat Haji Munaji, bahkan sampai angkat bicara soal masalah ini. Menurut dia, harga daging sapi segar yang mencapai Rp140-150 ribu per kilogram membuat masyarakat lebih memilih daging beku yang harganya cuma Rp100 ribuan per kilogram.
“Perbedaan harga yang terlampau jauh ini bikin daging segar sulit bersaing di pasaran,” kata Haji Munaji.
Tidak cuma itu, maraknya peredaran daging beku ilegal juga semakin memperparah situasi. Para peternak lokal pun kelimpungan karena produk mereka tak laku dijual.
Ini Solusi Haji Munaji
Kalau ngomongin solusi, Haji Munaji langsung tancap gas. Dia menyarankan agar pemerintah segera menertibkan ritel kios daging yang tidak sesuai regulasi. Tujuannya? Biar harga bisa stabil dan masyarakat tidak dibuat bingung sama disparitas harga yang terlalu besar.
“Pemerintah harus menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk daging sapi segar dan daging beku. Dengan begitu, harga bisa lebih adil dan masyarakat punya pilihan,” tegas legislator Partai Demokrat ini.
Selain itu, Haji Munaji juga mengusulkan pembukaan keran impor sapi siap potong dari berbagai daerah. Saat ini, kebutuhan daging di Kalimantan Barat belum bisa sepenuhnya dipenuhi oleh produksi lokal.
Oleh karena itu, impor dinilai sebagai langkah strategis untuk menambah stok daging dan menekan harga. Namun, Haji Munaji menegaskan bahwa kebijakan impor nggak boleh terfokus pada satu daerah saja.
Discussion about this post